NusantaraInsight, Enrekang — Budidaya sayuran hidroponik memberikan banyak manfaat, tidak hanya untuk lingkungan tetapi juga untuk pengembangan keterampilan kewirausahaan, tanggung jawab, dan kepedulian di kalangan siswa.
Tim Divisi Lingkungan Hidup OSIS SMA Negeri 2 Enrekang telah mempraktikkan teknik ini dengan sukses pada Kamis (29/5/2025), mulai dari pembibitan hingga sayuran siap dipanen dan dijual.
Berikut adalah proses yang mereka lakukan:
Proses budidaya dimulai dengan pembibitan. Bibit sayuran dipersiapkan dengan hati-hati dalam media tanam yang sesuai.
Proses ini memerlukan perhatian terhadap cahaya, suhu, dan kelembaban agar bibit dapat tumbuh dengan baik.
1. Pemilihan Bibit : Memilih bibit berkualitas tinggi untuk memastikan hasil panen yang optimal.
2. Persiapan Media Tanam : Menggunakan media tanam yang cocok seperti rockwool atau cocopeat.
3. Perawatan Bibit : Menyiram dan memberikan nutrisi secara tepat agar bibit berkembang menjadi tanaman muda yang sehat.
Setelah bibit siap, tahap berikutnya adalah memindahkannya ke sistem hidroponik. Pada tahap ini, perhatian terhadap nutrisi dan kondisi lingkungan sangat penting.
– Pemindahan Bibit : Bibit dipindahkan ke sistem hidroponik, seperti NFT (Nutrient Film Technique) atau sistem rakit apung.
– Pemberian Nutrisi : Memberikan larutan nutrisi yang seimbang sesuai kebutuhan tanaman.
– Pengawasan Lingkungan : Mengatur suhu dan pencahayaan yang optimal agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Selanjutnya proses pemanenan dilakukan setiap 40 hingga 50 hari. Pada tahap ini, tanaman telah mencapai ukuran yang siap untuk dipanen dan dijual.
– Cek Kesiapan: Memastikan ukuran dan kualitas tanaman sudah memenuhi standar.
– Panen : Memetik sayuran dengan cara yang tepat untuk menjaga kualitas.
– Penyortiran dan Pengemasan : Menyortir sayuran yang layak jual dan mengemasnya dengan baik.
Setelah dipanen, sayuran hidroponik siap untuk dipasarkan dan dijual.
Langkah ini melibatkan:
1. Strategi Pemasaran : Mempromosikan sayuran melalui media sosial dan jaringan lokal.
2. Penjualan : Menjual produk kepada konsumen, baik secara langsung maupun melalui kerjasama dengan toko lokal.
3. Evaluasi dan Tanggung Jawab : Mengelola hasil penjualan dengan bijak dan melakukan evaluasi untuk peningkatan di masa depan.
Dengan kegiatan ini, para siswa tidak hanya belajar tentang teknik pertanian modern tetapi juga mengembangkan kemampuan kewirausahaan dan tanggung jawab sosial. Mereka tumbuh menjadi individu yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat.