’’Tidak mungkin tertukar,’’ demikian jawaban yang diberikan kepada petugas rumah bersalin meyakinkan Peter.
Selama sepuluh tahun, isu tersebut bagaikan tersimpan rapi dalam file benaknya. Dia tidak pernah gubris lagi. Meskipun selalu saja isu tersebut mengiangkan di pikirannya. Bahwa, Lies anak yang dipeliharanya sekarang bukanlah anaknya sendiri.
Walau keluarga Peter Hamzah tidak yakin anak itu tertukar, keluarga yang lain justru terbalik. Mereka masih yakin kalau anak itu tertukar. Bahkan orang tua Peter Hamzah sendiri yakin kalau anak itu tertukar.
Usaha meyakinkan Peter Hamzah ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Istrinya sering memasang foto Rahmati di atas meja agar suaminya melihat dan yakin bahwa yang terpampang di foto itu adalah anak kandungnya sendiri. Peter Hamzah tak juga mau mempercayainya.
Malah foto itu dia boyong ke kantor dan teman-teman sekerjanya dimintai komentarnya mengenai foto tersebut. Hasilnya, belum mampu meyakinkan Peter Hamzah sepenuhnya, hingga tiba saat ’sandiwara’ pada acara perpisahan dan penamatan di SDN Mangasa itu.
Tidak susah mempertemukan kedua gadis cilik itu pasca acara perpisahan dan penamatan sekolah. Kedua anak itu sendiri dengan rela menerimaan kenyataan tersebut. Mereka mau kembali ke orang tuanya masing-masing. Tidak perlu pemeriksaan darah segala. Mereka telah yakin dan sepakat Rahmawati anak Peter Hamzah dan Lies anak Gani Sam. Walau keduanya kembali ke orang tuanya masing-masing, namun Peter Hamzah mengatakan kepada keluarga Gani Sam,’’ Semua anakmu, anakku juga’’.
Pada usia 15 tahun, saat tulisan ini diturunkan di Suara Karya Jakarta, 1983, keduanya sudah duduk di kelas 3 SMP di Sungguminasa. Keduanya satu kelas. Lies pun dapat bagian warna bajunya terkadang sama. Bila minggu pertama, Rahma bermalam di rumah Lies, minggu berikutnya Lies ikut bermalam di rumah Rahma. Tak tampak nostalgia mengharukan di wajah keduanya, ketika penulis temui seminggu sebelum gerhana matahari total di Indonesia tahun 1980.
Keduanya, laksana saudara kembar. Perpisahan 12 tahun telah membuat keduanya seperti berkeluarga dan bersaudara.
Kini, Rahma sudah berkeluarga. Tahun 2009, suaminya meninggal dunia, meninggalkan beberapa anak dan Rahma yang bekerja sebagai seorang guru. Akan halnya Lies, bersama beberapa orang anaknya dia mengikuti suaminya yang bekerja di kantor PLN Tanah Jawa. Mereka sering bertemu jika ada hajat keluarga. Atau paling tidak saat usai Ramadan mereka berkumpul di Sungguminasa, Gowa. Saya mendengar informasi dari keluarga Rahma, Lies juga sudah berpulang.,







br






