Mahasiswa KKNT Unhas di Malino Manfaatkan Nasi Basi untuk Alam Lestari

NusantaraInsight, Gowa — Inovasi ramah lingkungan kembali hadir melalui kegiatan KKNT 114 Malino dengan judul FERNASI (Fermentasi Nasi Basi untuk Alam Lestari) yang dilaksanakan di Kelurahan Malino.

Program ini mengangkat konsep pemanfaatan nasi basi menjadi MOL (Mikro Organisme Lokal) sebagai alternatif pupuk organik dan pengendali bau kandang.

Kegiatan yang dibawakan oleh Muh. Akhyar, mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ini bertujuan memberdayakan masyarakat lokal agar lebih mandiri dalam mengelola limbah rumah tangga, khususnya nasi basi yang sering terbuang percuma.

Berdasarkan data Bappenas, setiap orang di Indonesia menyumbang rata-rata 115–184 kg makanan terbuang setiap tahun, sebagian besar berupa nasi.

Dalam pelatihan ini, peserta diperkenalkan pada cara membuat larutan MOL yang kaya akan unsur hara makro seperti Nitrogen, Fosfat, dan Kalium, serta mikroorganisme bermanfaat seperti Lactobacillus sp. dan Rhizopus oligosporus.

Selain sebagai pupuk hayati, MOL juga berfungsi sebagai pengendali bau kandang dan aktivator kompos.

Selama sesi diskusi, masyarakat aktif bertanya mengenai penggunaan MOL di lapangan. “Berapa dosis yang dibutuhkan untuk penyiraman?” tanya salah satu warga, Muh. Akhyar. D, menjawab, “Untuk penyiraman perbandingannya 1:10, sedangkan untuk penyemprotan di tanaman perbandingannya 1:15.”

BACA JUGA:  Perempuan PGRI Sulsel Berbagi Takjil di Anjungan Pantai Losari

“Program ini diharapkan tidak hanya mengurangi limbah makanan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sistem pertanian organik yang ramah lingkungan,” ujar Muh. Akhyar. D, koordinator kegiatan.

Dengan semangat “Nasi Basi Jadi Solusi”, kegiatan FERNASI di Kelurahan Malino menjadi langkah nyata dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.