NusantaraInsight, Pangkep — Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Hasanuddin di Desa Batara, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, kembali menunjukkan peran aktif mahasiswa dalam mendukung pembangunan desa.
Kali ini, program bertajuk “Kolaborasi Penyusunan RAB Usaha Penggemukan Sapi Bersama BUMDes” dilaksanakan oleh dua mahasiswa lintas fakultas, yaitu Nadyola Tanggena dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Rezkyana Wulandari W dari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik.
Kegiatan ini dilaksanakan atas sepengetahuan Dosen Pembimbing Kegiatan (DPK), Gafar Lakatupa, S.T., M.Eng., dan telah mendapat persetujuan dari pihak pengurus BUMDes untuk melakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) usaha penggemukan sapi.
Hal ini disampaikan Nadyola Tanggena melalui keterangan tertulisnya kepada NusantaraInsight, Minggu (3/8/2025).
Menurutnya, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membantu BUMDes dalam menyusun RAB yang sistematis dan akurat sebagai dasar perencanaan usaha.
Selain menyusun RAB, mahasiswa juga melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dan Break Even Point (BEP) guna membantu BUMDes menilai kelayakan dan potensi keuntungan usaha secara lebih rasional dan terukur.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal bersama pengurus BUMDes, ditemukan bahwa masih terdapat keterbatasan pemahaman dalam perencanaan keuangan usaha.
Padahal, dokumen seperti RAB, HPP, dan BEP sangat penting sebagai syarat pengajuan permodalan maupun sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis ke depan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap selama masa KKN, yakni sejak Juli hingga Agustus 2025, dengan lokasi utama di Kantor Desa Batara dan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa pelaksana, pengurus BUMDes, serta tokoh masyarakat yang menjadi mitra diskusi. Dalam hal ini, mahasiswa berperan sebagai fasilitator penyusunan anggaran dan analis biaya usaha.
Tahapan kegiatan dimulai dari pendataan kebutuhan dasar program penggemukan sapi, seperti pembangunan kandang, pembelian bakalan sapi, biaya pakan, gaji tenaga kerja, suplemen, hingga peralatan kerja.
Selanjutnya, mahasiswa menyusun struktur RAB yang lengkap, dilanjutkan dengan analisis HPP per ekor sapi dan perhitungan BEP untuk mengetahui titik impas usaha. Proses ini juga dilengkapi dengan diskusi aktif dan penyusunan dokumen akhir dalam bentuk digital maupun cetak.
“Melalui kolaborasi ini, kami berharap BUMDes Batara memiliki acuan perencanaan yang lebih terstruktur dan siap menjalankan usaha secara berkelanjutan. Tidak hanya dari sisi ide, tapi juga dari sisi perhitungan bisnis yang realistis,” jelas Nadyola dan dibenarkan oleh Rezkyana selaku pelaksana program.