Kepala Kantor Sekretariat Unhas Sebut Kunci Penanggulangan Narkoba di Sulsel, ini Dia?

NusantaraInsight, Makassar — Kepala Kantor Sekretariat Rektor Universitas Hasanuddin, Dr. Sawedi Muhammad, M.Sc., menegaskan pentingnya pendekatan persuasif dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanggulangan narkoba.

Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan “Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Penyuluh Narkoba di Sulawesi Selatan” yang digelar di Hotel Claro, Makassar, pada Jumat (27/9).

Dalam sesi yang dihadiri oleh para penyuluh narkoba dari berbagai wilayah, Sawedi Muhammad menyampaikan materi bertajuk “Pendekatan Persuasif pada Stakeholder”. Ia menyoroti bahwa penyalahgunaan narkoba bukan hanya masalah individu, tetapi juga menyentuh aspek ekonomi, sosial, dan budaya secara global.

Lebih lanjut, dalam pemaparannya menjelaskan tentang bagaimana ancaman serius penyalahgunaan narkoba yang terjadi di beberapa negara, seperti Ekuador yang hancur akibat geng narkoba, perang narkoba yang terus berlangsung di Meksiko, serta keruntuhan di Kolombia, menjadi pelajaran bahwa narkoba adalah ancaman nyata dengan dampak yang luar biasa besar,

Sawedi juga menyorotii bahwa Indonesia, dengan kompleksitas geografisnya, telah menjadi pasar potensial bagi perdagangan narkoba global. Lemahnya penegakan hukum dan tingginya angka penggunaan narkoba di Indonesia semakin memperburuk situasi.

BACA JUGA:  Gadget Bukan Sekadar Hiburan: Mahasiswa KKNT Literasi Unhas Ajak Anak Desa Bontomanai Ciptakan Karya Digital Berbasis Buku Bacaan

“Indonesia sangat unik. Perkembangan narkoba di sini tidak selalu terlihat secara kasat mata, berbeda dengan negara lain yang berfokus pada markas besar geng narkoba. Di Indonesia, masalah ini berkembang secara senyap di lingkungan terdekat kita, sehingga menjadi tantangan berat bagi para penyuluh,” lanjutnya.

Sawedi menekankan bahwa penyuluh harus memahami faktor-faktor yang memengaruhi seseorang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. “Pendekatan yang penuh empati sangat diperlukan. Mereka yang terdampak tidak boleh didiskriminasi. Justru, penyuluh harus berperan sebagai fasilitator yang membantu mereka pulih,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa strategi pencegahan yang efektif harus melibatkan komunikasi persuasif yang kuat. “Jika kita memiliki integritas, orang akan lebih percaya kepada kita, sehingga pesan yang kita sampaikan akan lebih mudah diterima. Inilah kunci dari persuasi yang berhasil,” tambah Sawedi.

Menurutnya, keberhasilan dalam penanganan narkoba juga memerlukan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan. Perang melawan narkoba tidak bisa dilakukan oleh satu lembaga saja. BNN memerlukan dukungan penuh dari semua pihak, baik lembaga pemerintah, swasta, maupun masyarakat. utamanya institusi Pendidikan. Tidak ada lembaga yang tidak ingin berperan dalam upaya pemberantasan narkoba. semua ingin menjadi garda terdepan, Kita semua harus bekerja sama, karena narkoba adalah musuh bersama,” tegas Sawedi.

br