NusantaraInsight, Makassar — Bahasa Jepang menjadi salah satu mata pelajaran unggulan yang diminati di Kampus Lorong Komunitas Anak Pelangi (K-Apel). Hal ini dibuktikan dengan antusiasme anak-anak lorong Daeng Jakking yang merupakan pusat belajar Kampus Lorong K-Apel dalam mengikuti kegiatan belajar yang telah berjalan rutin selama tiga bulan. Sabtu, 15/2/2025,
Pembelajaran kembali dilaksanakan bersama Indra Mayanti Noer, S.S., M.Hum., seorang akademisi dari Universitas Hasanuddin Makassar juga tergantung di Aruna Ikatuo Indonesia. Saat ditemui media ini Indra Mayanti menyampaikan bahwa pertemuan ketiga ini berjalan dengan lancar, didukung oleh cuaca cerah dan semangat belajar anak-anak yang tinggi selain belajar bahasa Jepang, mereka juga diperkenalkan dengan budaya Jepang, yang semakin membangkitkan rasa ingin tahu mereka terhadap materi yang disampaikan.
Setiap sesi pembelajaran selalu diakhiri dengan permainan edukatif, yang menjadi cara menyenangkan dalam mengevaluasi pemahaman mereka tanpa disadari, proses evaluasi dilakukan melalui permainan tanya jawab, di mana anak-anak dengan penuh semangat mampu menjawab berbagai pertanyaan. Materi yang diberikan dapat mereka serap dengan baik karena rasa penasaran mereka yang tinggi terhadap bahasa Jepang, yang sebelumnya belum pernah mereka pelajari di sekolah. Dalam pertemuan kali ini, mereka mengenal kosa kata baru atau atarashii kotoba, serta kata tunjuk seperti “kore” (ini) dan “sore” (itu). Dengan semangat belajar yang tinggi dan kesungguhan mereka, anak-anak sudah mulai mampu membentuk kalimat sederhana dalam bahasa Jepang. Ujarnya
Ia menambahkan bahwa pembelajaran ini diharapkan dapat membantu anak-anak memahami bahasa Jepang dengan metode bermain sambil belajar dengan pendekatan ini, mereka akan memiliki pengalaman yang berkesan dan menyenangkan, yang mungkin berguna ketika mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka akan mengenang bahwa mereka pernah belajar bahasa Jepang di komunitas ini.
Meskipun anak-anak dikenalkan dengan bahasa asing, penting bagi mereka untuk tetap menghargai dan mempertahankan bahasa Indonesia serta bahasa daerah mereka sebagai bagian dari identitas budaya. Pembelajaran bahasa asing seharusnya tidak mengurangi kecintaan mereka terhadap bahasa ibu, tetapi justru memperkaya wawasan dan pemahaman mereka terhadap dunia yang lebih luas. Pungkas Indra Dosen Pariwisata Unhas itu