NusantaraInsight, Makassar – Perkembangan teknologi digital mendorong meningkatnya kebutuhan tenaga ahli di bidang pencitraan medis.
Di Makassar, Politeknik Sandi Karsa menangkap peluang ini dengan membuka Program Studi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, yang kini menjadi salah satu prodi paling diminati calon mahasiswa.
Direktur Politeknik Sandi Karsa, Dr. Ns. H. Trimaya Cahya Mulat, M.Kes., MM, mengatakan bahwa tren peningkatan minat terhadap prodi ini bukan semata soal jumlah pendaftar, tetapi karena peluang kerja yang luas dan menjanjikan.
“Radiologi itu dunia yang sangat menjanjikan. Lulusannya dibutuhkan bukan hanya di rumah sakit, tapi juga di industri alat kesehatan, pendidikan, dan penelitian,” ujarnya kepada media, Jumat malam (19/9/2025).
Politeknik Sandi Karsa sendiri resmi menjadi politeknik sejak 2019, setelah sebelumnya merupakan gabungan dari tiga akademi, yaitu Keperawatan, Kebidanan, dan Farmasi. Kini, politeknik ini memiliki enam program studi, dan D4 Teknologi Radiologi Pencitraan termasuk yang paling cepat berkembang.
Di dalam perkuliahan, mahasiswa tidak hanya belajar teori seperti anatomi, patologi, dan fisika radiasi, tetapi juga langsung praktik menggunakan alat pencitraan medis seperti CT Scan dan MRI. Praktikum intensif ini disiapkan agar mahasiswa siap terjun ke dunia kerja.
Selain itu, kurikulum juga mulai disinergikan dengan perkembangan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan digitalisasi. Mahasiswa diperkenalkan dengan software analisis citra medis yang dapat membantu mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnosis.
Prospek lulusan pun cukup luas. Mereka bisa bekerja sebagai radiografer ahli di rumah sakit, klinik, atau memilih jalur lain seperti menjadi pengajar, trainer di perusahaan alat kesehatan, hingga peneliti di bidang teknologi radiologi. Beberapa lulusan bahkan bisa langsung direkrut oleh Rumah Sakit Sandi Karsa.
Dari sisi tenaga pengajar, Politeknik Sandi Karsa memiliki 42 dosen tetap, termasuk satu guru besar, delapan lektor kepala, dan empat doktor. Tiga dosen lainnya kini sedang menempuh studi S3 di Unhas.
“Belajar langsung dari dosen yang punya pengalaman klinis membuat kami lebih siap saat nanti bekerja,” ujar salah satu mahasiswa.
Politeknik Sandi Karsa mengusung visi menjadi institusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, entrepreneur, serta inovasi.
Program Studi Radiologi Pencitraan dianggap menjadi salah satu wujud nyata dari visi tersebut.
“Kami ingin lulusan tidak hanya menjadi tenaga kerja, tetapi juga bisa menciptakan solusi baru, bahkan membangun usaha sendiri di sektor teknologi medis,” tandas Trimaya.







br






