“Kehadiran mahasiswa sangat membantu kami, dan kami berharap mahasiswa dari Prodi PBSD selalu hadir di sekolah ini,” ujarnya sambil berkaca-kaca.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah, juga memberikan kesan mendalam. Ia mengapresiasi dedikasi mahasiswa dalam melaksanakan berbagai program yang tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga mempererat hubungan emosional antara mahasiswa, guru, dan siswa.
“Kami berharap kerja sama seperti ini terus berlanjut di masa depan. Mahasiswa telah meninggalkan kesan mendalam bagi kami semua,” tandasnya.
Penarikan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Universitas Negeri Makassar (UNM) menyimpan rasa keterkaitan mendalam, karena selama mereka di sana telah memberikan perubahan signifikan terhadap sekolah.
Tak ayal, hujan tangis dari para guru dan siswa menghiasi penarikan mahasiswa ini.
Kesan yang dalam ini, disampaikan oleh Nurwahyuni Latif, salah satu mahasiswa, mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak sekolah, guru pamong, dan dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama asistensi.
“Kami belajar banyak hal dan berharap pengalaman ini menjadi bekal untuk masa depan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Demikian pula oleh salah satu siswa, Nur Asyifa Amalia, menyampaikan kesan dan pesannya dengan penuh haru. Ia mengucapkan terima kasih kepada “kakak-kakak yang telah mengajarkan kami dan maafkan kami jika sering tidak mendengar.”
Ucapan sederhana ini menggambarkan betapa besar kesan yang ditinggalkan oleh mahasiswa asistensi mengajar di hati para siswa
Acara diawali dengan penampilan tari Padduppa oleh siswa-siswi sekolah, sebagai simbol penghormatan dan penyambutan tamu. Penampilan ini menjadi pembuka yang mengesankan dan memperlihatkan kebanggaan terhadap budaya lokal.
Suasana semakin meriah saat acara diakhiri dengan penampilan siswa Almira Dwi Ramadhani yang menyampaikan pesan melalui rupama (dongeng) berbahasa Makassar.
Cerita yang dibawakan Almira mengangkat nilai-nilai kehidupan dalam budaya lokal, memberikan pesan moral yang mendalam. Sementara itu, Nur Asyifa Amalia menghibur hadirin dengan stand-up comedy bertema keseharian dalam bahasa Makassar. Kedua penampilan ini memukau para hadirin dan mendapat sambutan hangat, menutup acara dengan penuh canda, tawa, dan kebersamaan.
Acara ini bukan hanya menjadi perpisahan, tetapi juga refleksi atas perjalanan mahasiswa dalam belajar dan berbagi pengalaman. Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk kolaborasi yang lebih erat di masa mendatang, sekaligus mempertegas peran mahasiswa dalam membangun pendidikan berbasis budaya lokal yang berkelanjutan.