“Ayah” Prof Jasruddin jadi Pembeda di Acara Wisuda Unpacti Makassar

Saat ini kita hidup di era yang ditandai dengan akselerasi teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Salah satu faktor yang paling terdampak adalah dunia kerja.

Dunia kerja mengalami transformasi yang luar biasa. Perkembangan teknologi digital dan AI menyebabkan profesi baru bermunculan, sementara beberapa profesi lama harus mampu beradaptasi jika tidak ingin tergantikan oleh teknologi.

Dalam konteks ini, Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta memegang peran strategis untuk mempersiapkan lulusan yang adaptif, inovatif, dan unggul di era ini.

Profesi Baru yang muncul akibat teknologi modern, di antaranya:
Data Scientist dan Data Analyst, Profesi ini berkembang pesat karena kebutuhan akan pengolahan dan analisis data dalam pengambilan keputusan bisnis.

Perkembangan Artificial Intelegensia juga menghasilkan banyak lapangan kerja baru, di antaranya

AI Specialist dan Machine Learning Engineer: Teknologi AI memunculkan kebutuhan tenaga ahli untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara sistem berbasis kecerdasan buatan.

Digital Marketing Specialist: Dengan meningkatnya aktivitas bisnis di platform digital, ahli pemasaran digital sangat dicari.

BACA JUGA:  SMAN 8 Soppeng Gelar Sosialisasi Penggunaan Dana BOS 2024

Cybersecurity Expert, Ancaman keamanan digital yang terus meningkat menciptakan permintaan tinggi untuk ahli keamanan siber.

Content Creator dan Influencer Manager, perkembangan media sosial menjadikan profesi ini salah satu yang diminati, terutama di kalangan generasi muda.

Sedangkan profesi Lama yang Harus Beradaptasi jika tidak ingin hilang/tergerus.

Ia juga mencontohkan beberapa profesi yang tergerus oleh teknologi informasi seperti:

Jurnalis Tradisional: Dengan munculnya media online, jurnalis harus menguasai teknik peliputan digital dan platform sosial.

Kasir dan Pekerja Retail; Otomasi seperti self-checkout menggantikan peran manusia di beberapa bidang ini.

Operator Pabrik: Pekerjaan ini tergantikan oleh robot industri dan otomatisasi.

Akuntan Tradisional: Dengan hadirnya software akuntansi berbasis AI, pekerjaan rutin akuntansi mulai terotomasi.

Supir dan Pengemudi: Dengan perkembangan kendaraan otonom, peran ini diproyeksikan akan berkurang dalam beberapa dekade ke depan.

Prof Jasruddin juga menyinggung tantangan dunia kerja di Era Digital dan Kecerdasan Buatan.

“Beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh para wisudawan adalah Skill Gap atau kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja masih menjadi isu utama.
Teknologi berkembang lebih cepat dibandingkan kurikulum pendidikan tinggi, sehingga lulusan sering kali belum siap menghadapi tantangan teknologi terkini. Selain itu, adaptabilitas teknologi yaitu
Kemampuan untuk terus belajar ulang (re-skilling) dan meningkatkan keterampilan baru (up-skilling) sangat penting untuk bertahan dalam lingkungan kerja yang berubah cepat.
Banyak pekerjaan memerlukan penguasaan alat digital dan pemahaman tentang integrasi teknologi, seperti AI, cloud computing, dan Internet of Things (IoT),” ulasnya.