Video Profil Tradisi Pinisi: Dari Edukasi ke Promosi Budaya dan Pariwisata

Oleh: Rusdin Tompo
(Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan)

“Komunikasi visual melampaui bahasa.” ~ (Luis Prado)

NusantaraInsight, Makassar — Ketika Kementerian Pariwisata melakukan promosi pariwisata Indonesia berskala global, travel blogger, lifestyle blogger, fotografer, adventure, dan influencer dari Eropa, Amerika, dan Afrika diundang dalam Trip of Wonders 2016.

Mereka diajak berkolaborasi untuk bertualang ke tempat-tempat eksotis di Tanah Air, seperti Bandung, Yogyakarta, Jawa Tengah, Lombok, dan Raja Ampat (www.cnnindonesia.com).

Di sejumlah lokasi destinasi wisata itu, mereka diajak merasakan denyut kehidupan Indonesia, menikmati kuliner, serta menjajal pusat-pusat perbelanjaan dan suasana tempat nongkrong kaum muda. Juga, tentu saja, menikmati pemandangan alam nan indah, tradisi budaya yang unik, serta berbagai potensi pariwisata yang menggambarkan kekayaan dan keragaman Indonesia yang multi-etnis.

Harapan kampanye besar Wonderful Indonesia ini, yakni dari berbagai tulisan, ulasan, dan liputan berupa teks, foto, dan video itu akan berpengaruh pada follower dan friends mereka di media sosial.

Endorse digital dan familiarization trip (famtrip) ini tentu tidak murah. Famtrip merupakan perjalanan khusus yang ditujukan kepada para profesional dalam industri perjalanan wisata, seperti influencer dan jurnalis. Gunanya untuk memperkenalkan secara langsung tempat-tempat wisata, fasilitas, atau layanan yang ditawarkan, sehingga peserta mendapat pengetahuan yang lebih mendalam.

BACA JUGA:  Komunikasi Publik, Modal Bagi Karier dan Kehidupan

Wonderful Indonesia, yang diluncurkan pertama kali, tahun 2011, oleh Kementerian Pariwisata ini, memang bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata utama Indonesia ke berbagai belahan dunia.

Kampanye ini menggantikan slogan sebelumnya, Visit Indonesia, untuk menunjukkan keindahan alam, kekayaan budaya, serta keramahan masyarakat Indonesia. Kampanye wisata perlu dilakukan mengingat jumlah destinasi wisata terbilang banyak dan bervariasi.

Berdasarkan data Databoks, tahun 2022, jumlah objek wisata komersial sebanyak 2.930, belum termasuk desa wisata, kawasan wisata, dan objek wisata alami, berupa pantai, gunung, dan sebagainya.

Kampanye dan promosi ini dilakukan lantaran punya banyak target dan manfaat. Bukan saja untuk menggaet turis dari mancanegara tapi juga meningkatkan citra positif Indonesia, mendiversifikasi destinasi wisata agar daerah-daerah baru juga berkembang sektor kepariwisataannya, dan berbagai dampak lainnya.

Dari strategi promosi yang dilakukan itu, tampak bahwa pariwisata yang mampu mendatangkan devisa bagi negara, punya banyak pertalian, tak hanya semata urusan pariwisata an sich.

br
br