Tulisan saya itu di samping merujuk pada referensi sejarah gerakan perlindungan anak, juga berdasarkan pengalaman mengembangkan program penanganan pekerja anak berbasis komunitas di Kelurahan Pannampu, Kota Makassar.
Program tahun 2004-2006, itu dikembangkan oleh LSM yang saya dirikan, LISAN (Lembaga Investigasi Studi Advokasi Media dan Anak) bekerja sama dengan Plan Indonesia.
Di tahun 2005, dilakukan pencanangan Pannampu sebagai Kelurahan Ramah Anak, saat kunjungan Gubernur Sulawesi Selatan, HM Amin Syam, di Kecamatan Tallo.
Kepala Dinas Sosial, Ibrahim Saleh, memastikan kesanggupan kami dari LISAN untuk melaksanakan pencanangan, saat itu. Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin mendampingi Amin Syam dalam kunjungan kerja tersebut. Setahun berselang, LISAN menggelar Festival Pannampu Ramah Anak, di tahun 2005 dan 2007.
Gagasan-gagasan dalam artikel yang saya tulis, dan ide menghadirkan Gerakan 1000 Taman Bermain, yang juga saya kampanyekan lewat media, kemudian saya bawa ke sahabat saya, Harun Ar Rasyid dan Sakka Pati. Kami sama-sama alumni Fakultas Hukum Universitas Hasanudfin (Unhas).
Melalui keduanya, saya dipertemukan dengan Danny Pomanto, yang belum lama terpilih sebagai Wali Kota Makssar, bersama Syamsu Rizal MI, sebagai Wakil Wali Kota Makassar.
Ketika membawa ide KLA yang digambarkan dalam 3 lembar kertas HVS, kami gunakan pendekatan persuasi dengan kata kunci “arsitek”. Bahwa sejarah KLA bermula dari seorang arsitek, sama dengan Pak Wali yang juga arsitek.
Tulisan “Jika Saya Wali Kota Makassar”, dan 2 artikel saya lainnya, terhimpun bersama tulisan-tulisan lain dari sejumlah guru besar, akademisi, tokoh, aktivis, dan penulis yang kerap mewarnai wacana media massa era itu. Tulisan-tulisan itu semua sudah terpublikasi melalui media arus utama.
Artikel yang saya tulis, “Jika Saya Wali Kota Makassar” bukan saja menjadi dokumen sejarah, tapi juga bisa mewujud nyata. Buktinya, pada Senin, 22 September 2014, dilakukan pencanangan Makassar Kota Layak Anak (KLA) oleh Moh Ramdhan Pomanto di Lapangan Karebosi, yang merupakan 0 kilometernya Makassar.
Menariknya, saat deklarasi Makassar sebagai KLA, saya dipertemukan kembali dengan Ibrahim Saleh. Hanya saja, kali ini, beliau sudah menjadi Sekretaris Daerah Kota Makassar. Usai deklarasi, beliau berkata, “Saya tahu, siapa di belakang acara ini.”
Sementara buku bunga rampai tulisan “MasaDPan Makassar, Dinamika Demokrasi dan Pemerintahan”, diluncurkan di kediaman Danny Pomanto, Jalan Amirullah, Makassar, Jumat, 30 Januari 2015. Hadir dalam acara itu Ilham Arief Sirajuddin (Wali Kota Makassar, dua periode 2004-2009 & 2009-2014) dan Syamsu Rizal (Wakil Wali Kota Makassar).














