Saat musim hujan tiba, kelemahan ini semakin terlihat. Cabang yang tidak dipangkas dan tumbuh terlalu berat bisa patah diterjang angin kencang. Jalan yang licin oleh daun gugur menjadi tambahan risiko bagi pengendara motor. Beberapa pohon bahkan rawan tumbang ketika tanah jenuh oleh air.
Trambesi memang memberi makna keindahan kepada Makassar, tetapi juga menyimpan potensi bahaya jika tidak dirawat serius. Kota ini membutuhkan kebijakan pemeliharaan yang lebih modern—mulai dari pemangkasan berkala, pengelolaan akar, hingga pemilihan lokasi tanam yang tepat.
Menimbang Ulang Kehadiran Trambesi di Musim Hujan
Trambesi adalah anugerah jika dipahami, tetapi bisa menjadi ancaman jika diabaikan. Di Singapura, ia menjadi simbol kota hijau yang cerdas. Di Makassar, ia adalah pohon peneduh yang dicintai, namun menuntut perhatian lebih dalam pengelolaan.
Musim hujan mengingatkan kita bahwa hubungan manusia dengan alam tidak hanya tentang menanam, tetapi juga merawat, merencanakan, dan bertanggung jawab. Trambesi mengajarkan kita tentang keseimbangan—bahwa sesuatu yang besar dan indah juga memerlukan ruang, perhatian, dan kehati-hatian.
Di bawah bayangan trambesi, manusia menemukan keteduhan. Tetapi kepada manusia pula pohon itu menitipkan keselamatannya. Karena setiap pohon besar, di mana pun ia tumbuh—di Singapura yang tertata, atau Makassar yang dinamis—selalu membutuhkan tangan-tangan bijak untuk menjaganya, terutama ketika musim hujan datang.
Pantai Losari: Bukan tempat Trambesi
Melalui tulisan ini, saya ingin mengusulkan kepada Walikota Makassar, Munafri Arifuddin untuk mengevaluasi kembali pohon trambesi yang sudah lumayan besar tumbuh di anjungan pantai losari. Bukan hanya soal resiko yang disebutkan di atas, tapi rindangnya trambesi menutupi view laut yang seharusnya dapat dinikmati dari pantai losari. Lalu apa solusinya? Mungkin saatnya trambesi diganti oleh pohon lain seperti Pohon Lontara yang ditanama berderet, selain indah juga menjadi ciri khas kota Daeng.
Almarhum Bapak Trambesi, Andi Onny Tenri Gappa mungkin bahagia menerima hasil sedekah oksigen yang dihasilkan oleh trambesi , tapi juga tentu almarhum bersedih ketika ada yang menjadi korban terkena patahan ranting atau pohon trambesi yang tumbang, bukan salah yang menabur benihnya tapi siapa yang tidak memelihara trambesi dengan baik.
Makassar, 15 Oktober 2025







br






