Oleh Aslam Katutu
(Ini adalah Judul Lagu yang pernah ditenarkan oleh Iwan Fals. Lirik sangat menyindir kondisi Wakil Rakyat saat ini. Saya mencoba mengekspetasikan menjadi sebuah surat)
NusantaraInsight, Makassar — Wahai para wakil rakyat yang terhormat,
Izinkan kami, rakyat biasa, menyampaikan isi hati dalam bentuk sebuah surat panjang.
Surat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan jeritan hati yang lahir dari kenyataan sehari-hari.
Kami tahu, tugas kalian berat: duduk di kursi parlemen, membahas undang-undang, mengatur arah bangsa.
Namun, seberat apa pun tugas itu, percayalah bahwa jauh lebih berat beban yang kami tanggung di jalanan, di sawah, di pabrik, di pasar, di ruang-ruang sempit tempat kami berjuang sekadar untuk hidup layak.
Kami melihat kalian dari layar televisi, dari halaman koran, atau dari berita singkat yang berseliweran di gawai kami bahkan di medsos.
Kalian duduk rapi di ruang sidang, bersafari, berdiskusi, berdebat. Kadang suara meninggi, kadang wajah terlihat mengantuk.
Ada yang benar-benar bicara untuk kepentingan rakyat, tapi tak jarang kami hanya mendengar koor panjang: “Setuju! Setuju! Setuju!” Seakan gedung megah itu hanya panggung paduan suara, bukan tempat penyaluran aspirasi.
Padahal, kalian bukanlah sekumpulan sahabat yang duduk bersama hanya untuk berbagi kepentingan pribadi.
Kalian bukan pula sekadar sanak famili yang kebetulan menang undian kursi kekuasaan. Kalian adalah pilihan rakyat. Bukan lotre.
Bukan kebetulan. Kami rela berpanas-panasan di TPS, rela meninggalkan pekerjaan sehari demi menunaikan hak suara, agar nama kalian tercatat di parlemen.
Maka, jangan pernah lupakan siapa yang mengantarkan kalian ke sana.
Di hati dan di lidah kalian, kami menitipkan harapan. Harapan itu sederhana sebenarnya: kami hanya ingin didengar. Suara kami jangan dibungkam, jangan diabaikan. Bicaralah lantang ketika rakyat menjerit. Jangan diam ketika kebijakan yang lahir dari gedung itu menindas kehidupan kami.
Rakyat tidak butuh wakil yang gagah dalam poster, tersenyum dalam baliho, tetapi membisu saat keadilan dipermainkan.
Kami ingin kalian bicara, dengan suara lantang, meski ada karang menghadang, meski ada kekuatan besar yang menekan.
Wahai wakil rakyat, sadarilah: dalam saku jas dan kantong safari kalian, tersimpan masa depan negeri. Setiap kebijakan yang kalian putuskan bisa menjadi terang yang membimbing atau bara yang membakar.
Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, jutaan jiwa menunggu keputusan kalian. Dan ketika kalian tidur di kursi sidang, kami justru terjaga semalaman memikirkan biaya sekolah anak, harga beras, tagihan listrik, dan ongkos kesehatan, bahkan pajak makin mencekik.