Stabilisasi Harga dan Kerja Sama Antar Daerah
Dari sisi perdagangan, Endang Sri Wahyuni selaku Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan NTB menjelaskan bahwa pihaknya terus mengupayakan stabilisasi harga melalui operasi pasar, kerja sama antar daerah, serta digitalisasi pengawasan harga.
“Kami berupaya menyeimbangkan kepentingan masyarakat dan pedagang. Barang dijual di bawah harga pasar agar tetap terjangkau, namun masih memberi ruang keuntungan bagi pelaku usaha,” jelasnya.
Ia menambahkan, NTB sedang menjajaki kerja sama perdagangan regional dengan Kalimantan Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Melalui mekanisme kerja sama lintas daerah ini, pasokan komoditas seperti beras, jagung, dan sapi diharapkan tetap stabil sepanjang tahun. Langkah ini juga memperluas jejaring ekonomi antarwilayah dan memperkuat posisi NTB sebagai penyangga pangan kawasan timur Indonesia.
Selain pengendalian harga, Pemprov NTB telah menerbitkan surat edaran bagi ASN untuk beralih dari LPG bersubsidi 3 kilogram ke LPG non-subsidi 5,5 kilogram. Kebijakan ini diambil untuk memastikan subsidi energi tepat sasaran, sehingga alokasi anggaran pemerintah lebih efektif membantu masyarakat berpenghasilan rendah.
Endang juga menyoroti pentingnya inovasi sistem informasi harga melalui aplikasi Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) milik Kementerian Perdagangan. Aplikasi ini digunakan untuk mengawasi perkembangan harga di lapangan secara real-time, membantu pemerintah merespons cepat ketika terjadi fluktuasi harga yang ekstrem.
Peran Kampus: Dari Riset ke Lapangan
Sementara itu, dari sisi akademisi, Dr. Satrijo Saloko menegaskan bahwa dunia pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung kemandirian pangan daerah. Menurutnya, ketahanan pangan tidak bisa hanya bergantung pada kebijakan administratif, melainkan harus disokong oleh inovasi teknologi pertanian dan pengolahan pangan.
“Kami di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri tengah mengembangkan riset smart farming dan sistem plant factory agar produksi pangan tidak bergantung pada musim,” ujarnya. Inovasi ini memungkinkan petani dan pelaku UMKM mengoptimalkan lahan sempit dan mengurangi ketergantungan terhadap faktor cuaca.
Selain itu, FATERA Unram juga menggagas program desa binaan berbasis inovasi pangan lokal, yang menghubungkan mahasiswa dan peneliti dengan masyarakat desa dalam praktik langsung. Melalui pendekatan ini, hasil riset kampus tidak berhenti di laboratorium, tetapi diterapkan secara konkret di lapangan.







br






