Di Teheran, para ayah mulai membawa anak-anak ke taman.
Di Yerusalem, sekolah dibuka tanpa sirene.
-000-
Presiden Trump berkata, “Kami mencegah Iran memiliki bom nuklir.” Itu alasan Amerika ikut menyerang Iran karena tak ada negara lain yang memiliki kemampuan senjata penghancur itu, yang bisa masuk jauh ke dalam tanah, tempat fasilitas nuklir Iran disembunyikan.
Namun dunia menoleh, dan bertanya:
Siapa yang memberi wewenang moral dan hukum kepada satu negara untuk mencegah yang lain memiliki senjata pemusnah massal, sementara negaranya sendiri memiliki senjata nuklir itu?
Sejak Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) ditandatangani tahun 1968, lima negara diberi “izin” menyimpan senjata nuklir:
Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan Tiongkok.
Negara lain, termasuk Iran, dilarang melakukannya.
Namun India, Pakistan, dan Israel memiliki bomnya sendiri—di luar perjanjian. Korea Utara melanggarnya secara terang-terangan.
Maka pertanyaan Fatemeh diari malam itu:
“Adakah tatanan dunia yang adil,
jika hanya yang kuat yang boleh menakut-nakuti?”
Memang ada lembaga internasional yang bisa menginspeksi.
Tapi otoritas moral tak bisa dibangun dari ketimpangan kekuasaan.
Ketika Israel dan Korea Utara bisa memiliki, mengapa Iran tidak?
Apa artinya perdamaian,
jika ia dijaga oleh ancaman saling musnah?
Apa artinya keamanan,
jika ia bertumpu pada bom yang dikunci di ruang bawah tanah
dan bisa dibuka dalam satu detik gelap?
Mungkin sudah waktunya dunia menciptakan etika baru:
Bahwa tak satu pun bangsa layak menyimpan tombol senjata nuklir.
Bahwa perdamaian sejati bukan dibangun dari ketakutan, melainkan dari kesepahaman.
Jika malam ini langit Qom diselimuti asap,
maka besok pagi, umat manusia seharusnya lebih waras.
Karena dari reruntuhan,
muncul kebutuhan untuk berpikir ulang tentang siapa yang bisa menjaga planet ini dengan adil.
-000-
Skenario Ketiga: Perang Besar dan Rekalibrasi Dunia
(Probabilitas: Rendah–Menengah)
Jika Iran merasa di ujung eksistensinya,
maka ia mungkin memilih semua atau tidak sama sekali.
Rudal besar diluncurkan ke Israel dan pangkalan AS.
Hezbollah mengguncang Lebanon Selatan.
Houthi menghantam kapal Saudi di Laut Merah.
ISIS bangkit dari reruntuhan,
menunggangi kekacauan sebagai kuda hitam sejarah.
AS dan Israel membalas penuh.
Serangan besar diluncurkan dari Laut Tengah
dan pangkalan Diego Garcia.
Ribuan pengungsi membanjiri Basrah dan Damaskus.
Pasar dunia runtuh. Minyak menyentuh $200 per barel.
Pemimpin global terbagi:
• Rusia dan Tiongkok menyerukan damai.
• NATO menyerukan “stabilisasi paksa” dan menjatuhkan rezim pimpinan Ayatollah Khamenei.