Sepertinya ada Lagi Maksud Terselubung

Sepertinya ada Lagi Maksud Terselubung
Dari kiri ke kanan: Rahman Rumaday, Rusdi Embas, Dahlan Abubakar dan Arwan D Awing

Dan begitu saya duduk di sana, di kursi perayaan dan buka puasa bersama paling belakang, saya menyadari betapa setiap usia baik itu usia media maupun usia manusia memiliki makna dan hikmah tersendiri. Tidak ada yang lebih tua atau lebih muda dalam setiap proses pertumbuhan. Ada momen di mana kita harus merasa bangga dengan perjalanan panjang yang telah dilalui, dan ada momen di mana kita harus siap melepaskan dan membuka diri untuk hal-hal baru. Mungkin, di balik rasa malu saya, sesungguhnya ada peluang untuk belajar, untuk menggali kebijaksanaan yang lebih dalam dari mereka yang telah lebih dahulu berjalan.

“Hati kecil saya. Jika saya ada dalam forum yang berisi orang yang punya pengalaman dan usia yang matang, hati saya berkata kenapa saya lambat lahir? Dan jika saya ada dalam forum yang berisi anak-anak muda yang kreatif, punya kemampuan laur biasa, hati saya pun juag bertanya kenapa saya cepat lahir”??

Saya pun tersenyum, lalu mengingat pernyataan sederhana dari Ardhy. “Kan ada saya, ada juga Pak Andi Awing dan pak Rusdy Embas.” Ternyata, tidak ada yang perlu saya khawatirkan. Sebagaimana dalam kehidupan, yang muda dan yang tua, yang baru dan yang lama, pada akhirnya saling melengkapi, saling belajar, dan saling memberi.

BACA JUGA:  Prof Aswanto, Pemilukada Sulawesi Selatan, dan “Komit Damai”

Acara demi acara telah berlalu, mulai dari pembukaan, sambutan-sambutan, buka puasa bersama hingga sholat Maghrib berjamaah di masjid. Suasana semakin terasa hangat, namun setelah itu, sebagian besar peserta mulai beranjak untuk kembali ke tempat acara. Ada yang bergegas pulang, mungkin karena ingin mengejar sholat Tarawih di dekat rumah masing-masing, sementara beberapa lainnya masih duduk, berbincang-bincang, menikmati sisa-sisa waktu yang ada. Dari tempat duduk saya yang berada di bagian belakang, mata saya tertuju pada meja utama. Di sana, tampak duduk dengan santai Dr. M Dahlan Abubakar, tokoh pers nasional yang juga Ketua Alumni Harian Pedoman Rakyat, ditemani oleh M Rusdy Embas, Pemred MakassarChannel, dan Arwan D Awing, Direktur BugisPos Grup. Melihat suasana yang mulai lowong, saya pun memutuskan untuk mendekat, merasakan kehangatan yang seolah mengundang.

Sampai di depan mereka, saya menyapa satu per satu dengan hangat. Kebetulan, kami sudah saling kenal, jadi tidak ada basa-basi panjang. Saya pun langsung mengusulkan untuk berfoto bersama. “Ayo, foto berempat saja,” kata saya dengan penuh semangat. Tentu saja, permintaan saya itu disambut dengan tawa ringan. “Sepertinya ada lagi maksud terselubung dibalik foto berempat ini,” kata Dr. M Dahlan Abubakar dengan senyum nakal. Arwan D Awing langsung menimpali, “Ini momen yang bagus, jadi harus diabadikan.” Tidak mau kalah, M Rusdy Embas menambahkan, “Sepertinya ada lagi yang mau dibuat ini sama Bang Maman, makanya minta foto berempat.” Saya tersenyum, lalu berbisik dalam hati, _”Hmm… iya, ini momen yang berharga. Kenangan yang akan selalu saya ingat, bisa ada di antara orang-orang hebat seperti mereka.”_