Prof Karta Jayadi, KOPI HAJI, dan Perayaan Spiritualitas

Di Indonesia, ada 40 tokoh yang mendapat kehormatan menunaikan ibadah haji tahun 2025, atas undangan langsung dari Khadimul Haramain Asy-Syarifain, gelar resmi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, melalui surat yang ditandatangani Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal Abdullah H Amodi.

Di antara 40 tokoh itu, dari Sulawesi Selatan hanya 3 orang, yakni Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Prof Hamdan Juhannis, dan Rektor UNM, Prof Karta Jayadi. Rektor Institut Teknologi Surabaya (ITS), Prof Bambang Pramujati, juga ada dalam list undangan istimewa itu, dari dari kalangan akademisi.

Prof Karta Jayadi bercerita, ketika tengah melempar jumrah di Jamarat, Mina, beliau sempat memberikan batu-batu kecil yang dipunya kepada seseorang.

Dalam perjalanan kembali, ada seseorang yang tidak dikenal memberikan payungnya, karena melihat beliau kepanasan.

“Selalu berbuat baiklah karena Allah SWT akan mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam keadaan yang tidak disangka-sangka,” imbuhnya.

Dalam istilah beliau “bakti unlimited”, berbuat baik selama ada kesempatan dan dalam bentuk apa saja. Tanpa mempertimbangkan take and give.

BACA JUGA:  EFISIENSI ANGGARAN PUSAT TIDAK BOLEH MENGHAMBAT PENDIDIKAN DAN KESEHATAN DI PAPUA

Unlimited bisa dimaknai sebagai sebuah metafora, konsep yang melampaui batas-batas potensi manusia. Bahwa ada sumber potensi kebajikan yang perlu diejawantahkan dalam berbagai wujud karya dan kemanusiaan.

Dengan memberi, tidak berarti seseorang menegaskan pengakuan atas eksistensi dirinya, tetapi menunjukkan bahwa dia bagian dari diri mereka. Apalagi jika itu didasarkan niat yang tulus karena Allah Ta’ala.

Konsep ini secara positif dapat menjadi motivasi bagi kita untuk berbuat baik tanpa batas, di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja.

Juga berarti memiliki kepedulian, siri na pacce tanpa batas, dan berkontribusi dengan apa yang dapat kita berikan kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Keteladanan itu sudah beliau tunjukkan dengan mendedikasikan hidupnya bagi kemajuan dunia pendidikan, kesenian, dan kebudayaan.

Sehingga momen Musik dan Puisi “KOPI HAJI” ini, bagi saya, merupakan perayaan spiritualitas yang bukan hanya berkesan bagi pribadi Prof Karta Jayadi ketika menjalani peristiwa naik haji.

Namun, juga memberi pesan bagi kami yang hadir, baik secara tersurat yang disampaikan lewat kisah, lagu, dan puisi, maupun secara tersirat lewat pemaknaan masing-masing.

BACA JUGA:  Kenangan Seorang Jurnalis Radio: Pager dan Reportase Bermodal Telepon Koin

***

Kepada siapa saja, saya sering katakan bahwa setiap pertunjukan pasti ada “bintangnya”, ada “gongnya”. Malam itu, bintangnya tak lain adalah Prof Karta Jayadi.