Hindari jargon perusahaan atau kalimat kaku yang terkesan palsu.
Contoh: Daripada “Kami menyampaikan informasi penting kepada Anda,”
Coba: “Hey, ada info penting nih buat kamu!”
2. Sampaikan Pesan Lewat Media yang Mereka Gunakan
Gen Z sangat aktif di platform seperti: Instagram, TikTok, YouTube, Twitter (X), dan Discord.
Komunikasi visual dan interaktif lebih efektif daripada teks panjang.
Gunakan video pendek, meme, GIF, infografik, dan audio.
3. Langsung ke Inti, Jangan Bertele-tele
Mereka terbiasa dengan informasi cepat dan instan.
Hindari paragraf panjang, cukup sampaikan poin utama dengan jelas dan padat.
Gunakan bullet point, subjudul, atau highlight untuk mempermudah pemahaman.
4. Tawarkan Makna, Bukan Sekadar Informasi
Gen Z suka terhubung dengan nilai dan tujuan. Mereka akan lebih engaged kalau merasa pesanmu punya dampak atau makna.
Tunjukkan kenapa sesuatu itu penting bagi mereka, bukan hanya penting bagimu.
Contoh: “Bantu selamatkan bumi dengan cara simpel: kurangi plastik sekali pakai mulai hari ini.”
5. Libatkan Mereka, Jangan Sekadar Memberi Tahu
Gen Z suka jadi bagian dari percakapan, bukan hanya penerima pesan.
Ajak mereka berdiskusi, minta pendapat, buka ruang tanya jawab.
Bisa lewat polling di Instagram, Q&A, komentar interaktif, dll.
6. Transparan dan Jujur
Mereka menghargai kejujuran dan keaslian.
Jika ada kesalahan, akui dan perbaiki — mereka lebih respek pada yang berani jujur.
Jangan mencoba memanipulasi atau terlalu banyak “gimmick”.
7. Visual First
Kombinasikan teks dengan gambar, video, dan animasi.
Gunakan desain menarik, warna yang kontras, dan visual yang storytelling.
Kalau bisa dijelaskan dengan video 30 detik, jangan buat artikel 3 halaman.
8. Responsif dan Cepat
Gen Z terbiasa dengan kecepatan digital. Mereka berharap jawaban cepat saat bertanya atau memberi feedback.
Gunakan platform yang bisa merespons real-time (chat, DM, komentar, dll).
9. Jadilah Konsisten dan Relevan
Mereka mudah kehilangan minat kalau kamu membosankan atau terlalu berubah-ubah.
Bangun karakter, suara, atau tone komunikasi yang konsisten dan relevan dengan mereka.
10. Jangan Meremehkan Mereka
Mereka mungkin muda, tapi banyak dari mereka cerdas, kritis, dan melek informasi.
Perlakukan mereka sebagai partner berpikir, bukan sekadar audiens pasif (disadur dari Buku “YOLO” – You Only Live Once, Karya Aslam Katutu)