Catatan Agus K Saputra
NusantaraInsight, Ampenan — Penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 mengindikasikan tetap tumbuh positif, meski lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 sesuai dengan pola historisnya. Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru triwulan I 2025 sebesar 55,07%.
Pertumbuhan penyaluran kredit baru tersebut didorong oleh seluruh jenis kredit. Selanjutnya, pada triwulan II 2025, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 81,99%.
Demikian benang merah hasil Survey Perbankan Bank Indonesia, yang tertuang dalam Siaran Pers No.27/91/Dkom pada Senin, (28/04) lalu. Ada pun catatan lainnya sebagai berikut:
*Kondisi Triwulan I 2025*
Survey Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 tetap positif, meski lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 sesuai dengan pola historisnya. Hal ini tecermin dari nilai SBT penyaluran kredit baru triwulan I 2025 sebesar 55,07%, lebih rendah dari 97,90% pada triwulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit baru pada seluruh kredit terindikasi tetap tumbuh, yakni pada kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi dengan SBT masing-masing sebesar 60,35%, 35,62%, dan 59,25%, lebih rendah dibandingkan SBT pada triwulan IV 2024 masing-masing sebesar 91,70%, 88,50%, dan 62,90%.
Kredit konsumsi yang termoderasi bersumber dari pelambatan permintaan Kartu Kredit (SBT 64,75%), Multiguna (SBT 27,07%), dan Kredit Tanpa Agunan (SBT 43,23%), serta penurunan Kredit Kendaraan Bermotor (SBT -13,72%), sedangkan Kredit pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) mengalami peningkatan dengan SBT 79,46%.
Secara sektoral, penyaluran kredit baru tetap tumbuh pada mayotitas sektor, dengan SBT tertinggi pada sektor Jasa Kemasyarakatan Sosial Budya, Hiburan dan Perorangan Lainnya (SBT 81,13%), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minim (SBT 62,53%), dan Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi (SBT 58,06%).
Sementara itu, beberapa sektor mengalami penurunan penyaluran kredit baru, yaitu sektor Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan (SBT -16,56%) dan Jasa Perorangan (SBT -10,14%).
Kebijakan penyaluran kredit pada triwulan I 2025 diindikasikan lebih longgar dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terindikasikan dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan I 2025 yang bernilai negatif sebesar 1,32%, turun dari triwulan IV 2024 sebesar 0,18%.
Standar penyaluran kredit yang lebih longgar tersebut terindikasi didorong oleh jenis kredit KPR/KPA dan Kredit Konsumsi Lainnya. Beberapa aspek kebijakan penyaluran kredit yang terindikasi lebih longgar, antara lain pada aspek agunan.