Strategi “Pasir Hisap” Israel

Narasi ini membuat dunia fokus kepada Iran, dan lupa pada kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel setiap hari. Iran ditarik masuk ke dalam arena lumpur opini global, di mana pembelaannya sulit dipercaya, dan apapun yang ia lakukan dianggap mencurigakan.

3. Mengunci Iran dalam Lingkaran Krisis Regional

Israel mendorong ketegangan Iran dengan negara-negara Arab Sunni melalui diplomasi normalisasi (seperti Abraham Accords), menciptakan lingkungan strategis yang mengisolasi Iran. Saat Iran merasa terkepung, ia dipaksa untuk mempertahankan pengaruhnya di Lebanon (Hizbullah), Yaman (Houthi), dan Suriah—yang semuanya menjadi titik-titik lumpur konflik yang menguras sumber daya dan energi Iran.

Semakin Iran mencoba bertahan, semakin dalam ia terhisap dalam konflik yang melelahkan dan menyebar.

4. Operasi Rahasia dan Destabilisasi Internal

Israel, melalui badan intelijennya Mossad, diduga terlibat dalam sabotase nuklir, pembunuhan ilmuwan Iran, dan dukungan terhadap kelompok oposisi di dalam negeri Iran. Semua ini bertujuan menciptakan tekanan dari dalam, memancing instabilitas, serta membuat Iran tampak lemah atau brutal di mata dunia.

BACA JUGA:  Menebar Kebaikan Tanpa Merasa Paling Benar

Jika Iran menindak tegas pemberontakan, maka ia disebut represif. Jika ia membiarkannya, maka dianggap tak mampu mengendalikan negaranya. Ini adalah taktik jebakan sempurna.

Perang saat ini, Israel kembali menggunakan pola strategi “pasir hisap” terhadap Iran. bahwa serangan awal Israel terhadap Iran yang kemudian direspons oleh Iran termasuk dalam bagian dari strategi “pasir hisap”—yaitu strategi memancing reaksi dengan tujuan menjebak lawan ke dalam konflik. Israel menggoda Iran untuk bereaksi, sekaligus menguji kekuatan dan batas kesabaran Iran.

Dengan Flying the Victim , Israel menjadi “korban” secara naratif di mata dunia internasional. Dengan balasan Iran, Israel mendapatkan legitimasi penuh untuk memperluas serangan, memprovokasi Amerika dengan sekutunya dan mengunci simpati global. Inilah yang membuat Iran bisa terhisap dalam jebakan yang sengaja disiapkan.

Namun keliatannya Iran tidak sebodoh yang diperkirakan oleh Israel ; semua strategi manipulatif bisa berbalik arah. Jika Iran mampu membalik opini global, membentuk solidaritas internasional, dan membatasi reaksi yang dijebak, maka strategi pasir hisap ini bisa berubah menjadi perangkap bagi si pembuatnya.

BACA JUGA:  Muda Foya-Foya,Tua Bertobat, Mati Masuk Surga (Peringatan Buat Kaum Milenial)

Iran terus menggempur Israel tanpa henti, mungkin ini cara Iran berkesempatan emas untuk menghancurkan strategi pasir hisap Israel, menarik simpati publik dunia, sekaligus alasan untuk menghentikan kebiadaban selama ini Israel kepada Palestina.