Pertumbuhan Ekonomi Di Tengah Ketidakpastian

*Ketenagakerjaan*

Melambatnya pertumbuhan ekonomi tercermin juga dalam data ketenagakerjaan. Berdasarkan data, angka pengangguran meningkat menjadi 0,08 juta orang. Dari semula 7,20 juta orang (Februari 2024) menjadi 7,28 juta orang (Februari 2025). Walau secara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun tipis dari 4,82% ke 4,76%.

Dalam kurun year on year tersebut terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,59 juta orang. Lapangan usaha Perdagangan, Pertanian, dan Industri Pengolahan, menjadi sektor tertinggi peningkatan tenaga kerja, yaitu masing-masing sekitar 0,98 jura orang, 0,89 juta orang, dan 0,72 juta orang.

Catatan lainnya adalah dari 216,79 juta penduduk usia kerja pada Februari 2025, sebanyak 153,05 juta orang di antaranya merupakan angkatan kerja. Dengan demikian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 70,60%.

Sementara itu, proporsi pekerja informal mengalami peningkatan, terutama didorong oleh bertambahnya penduduk yang berusaha dibantu buruh tidak tetap. Sedangkan, proporsi pekerja penuh meningkat dan tingkat setengah pengangguran menurun.

*Bebarapa Tanggapan*

Terkait pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87% ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah terus menjaga otimisme dan kewaspadaan.

BACA JUGA:  Strategi Mengatasi Defisit Anggaran

“Perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien. Komitmen Pemerintah adalah memastikan APBN bekerja optimal dalam melindungi masyarakat dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan,” terang Menkeu dalam rilis resminya (6/5).

Di sisi lain, pemerintah juga terus memperkuat strategi menghadapi tantangan global. Upaya ini dilakukan melalui deregulasi, kolaborasi antar Kementerian/Lembaga, serta penguatan diplomasi ekonomi di forum internasional seperti Spring Meeting, G20, dan ASEAN+3 Finance Ministers’ Meeting. Pemerintah juga membuka pasar ekspor baru dan mendorong sektor bernilai tambah seperti hilirisasi industri dan transformasi digital.

Sementara Menteri Koordinator (Menko)Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyebut kebijakan perdagangan internasional yang berubah-ubah sebagai faktor penyebab. Sehingga Menko mengungkapkan langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tersebut melalui keterangan resminya (07/05).

Salah satu fokus utamanya adalah perundingan tarif dengan Amerika Serikat yang sedang berlangsung sejak kebijakan tarif resiprokal. Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa perundingan terkait tarif resiprokal sudah dimulai dan diharapkan dapat selesai dalam waktu 60 hari, sebagaimana yang telah disepakati. Pemerintah Indonesia tidak hanya menyatakan sikap, tetapi juga mengajukan proposal konkret kepada AS dengan semangat kerja sama bilateral yang adil.