Catatan Agus K Saputra
NusantaraInsight, NTB — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2028. Diyakini bisa dicapai secara bertahap mulai dari level 5% tahun ini, 6% pada 2026, dan 7% pada 2027.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (05/05) lalu, ada tiga “gambaran” penting yang mengemuka.
*Pertama* , ekonomi Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) triwulan I-2025 mencapai Rp5.665,9 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp3.264,5 triliun.
*Kedua,* ekonomi Indonesia triwulan I-2025 terhadap triwulan I-2024 (Rp 3.113 triliun ADHK) mengalami pertumbuhan sebesar 4,87% (y-on-y). Pertumbuhan ini relatif lebih rendah dari triwulan I-2024 yang sebesar 5,11%. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,52%. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,78%.
*Ketiga,* ekonomi Indonesia triwulan I-2025 terhadap triwulan IV-2024 terkontraksi sebesar 0,98% (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Pendidikan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 8,45%. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 39,89 persen.
*PDB Menurut Lapangan Usaha*
Ekonomi Indonesia triwulan I-2025 terhadap triwulan I-2024 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,87%. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali Pertambangan dan Penggalian yang terkontraksi sebesar 1,23%. Lapangan usaha yang tumbuh signifikan adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,52%; diikuti oleh Jasa Lainnya sebesar 9,84 persen; Jasa Perusahaan sebesar 9,27%; dan Transportasi dan Pergudangan sebesar 9,01%.
Pertumbuhan yang tinggi ini, yaitu Pertanian karena didukung oleh panen raya tanaman padi dan jagung. Jasa Lainnya ditopang oleh meningkatnya jumlah perjalan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara. Sedang Jasa Perusahaan didorong oleh peningkatan aktivitas persewaan dan agen perjalanan wisata.
Sementara itu, lapangan usaha Industri Pengolahan dan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang memiliki peran dominan tumbuh masing-masing sebesar 4,55% dan 5,03%.
Struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha ADHB pada triwulan I-2025 didominasi oleh lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 19,25%; diikuti oleh Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,22%; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 12,66%; Konstruksi sebesar 9,84%; serta Pertambangan dan Penggalian sebesar 8,99%. Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 63,96%.