Bagaimana pendapat ulama Buya Yahya ?
Mari kita menyimak penjelasan Buya yahya soal konflik antara Iran dan Israel yang saat ini terjadi, dimana Iran menunjukkan sikap membela Palestina, yang sejak lama menjadi korban penjajahan dan kebrutalan Israel.
Namun di sisi lain, kita juga tahu bahwa mayoritas rakyat Iran menganut paham Syiah yang berbeda dengan Ahlusunnah wal Jamaah. Dalam situasi seperti ini, bagaimana seharusnya sikap kita sebagai seorang Muslim Ahlusunnah? Apakah kita boleh mendukung langkah Iran karena membela Palestina, ataukah ada batasan dalam memberikan dukungan terhadap kelompok yang berbeda akidah?
Buya Yahya menjelaskan ; Perbedaan dalam hal keyakinan tentu merupakan persoalan yang penting, tetapi hari ini bukan waktunya kita membahas perbedaan itu secara mendalam. Kita sudah sangat terlambat untuk menyadari bersama bahwa Israel adalah musuh kemanusiaan yang nyata. Apa yang terjadi di Palestina bukan sekadar isu keagamaan, tetapi adalah tragedi kemanusiaan besar-besaran yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Maka, siapa pun yang berdiri membela Palestina hari ini, sejatinya sedang membela nilai-nilai kemanusiaan. Kita tentu harus mendukungnya, selama arah dan tujuannya adalah untuk menghentikan kezaliman. Dukungan terhadap Palestina tidak hanya datang dari kaum Muslimin. Dari berbagai penjuru dunia, bahkan dari kalangan non-Muslim, suara hati nurani menyerukan keadilan dan pembelaan terhadap rakyat Palestina.
Kita perlu menunjukkan kepada dunia bahwa umat manusia yang masih memiliki hati nurani, tidak akan tinggal diam melihat kezaliman terus berlangsung. Siapa pun pelakunya—apakah itu Israel, atau bangsa mana pun yang menzalimi—harus dihentikan.
Bila ada kekuatan, entah dari Iran, Inggris, Cina, atau dari mana pun yang ingin menghentikan kejahatan terhadap Palestina, maka mereka adalah pejuang kemanusiaan. Jangan sampai karena berbeda keyakinan, kita menjadi buta terhadap siapa musuh bersama yang nyata dan membahayakan dunia.
Isu Palestina telah melewati batas perdebatan akidah. Ini adalah isu nurani. Jika ada seseorang yang mengaku beriman, namun tidak pernah bersedih mendengar kabar tentang Palestina, tidak tergerak hatinya untuk membantu, bahkan menjadikan tragedi ini sebagai bahan candaan—maka sungguh, perlu ditanyakan: di mana letak hatinya?
Kita sebagai umat Islam, bahkan sebagai manusia yang berakal dan berhati nurani, tidak boleh tinggal diam. Dukungan bisa dimulai dari doa, dari harta, dari upaya menyebarkan kesadaran, dan dari setiap langkah yang bisa kita lakukan sesuai kemampuan.
Dalam perjuangan membela Palestina, pasti kita akan berjumpa dengan banyak orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Tapi selama tujuannya sama, yakni membela nilai-nilai kemanusiaan dan menolak kezaliman, maka ini adalah perjuangan bersama umat manusia.