Obituary Aswar Hasan: BUKAN SEKADAR PENONTON BIASA

Drama Montserrat, kisahan berlatar sejarah perjuangan Simon Bolivar dari Caracas, Venezuela, tempat kelahiran dan tempat kediamannya sebelum ia menjadi pemimpin revolusi, tokoh penting berhati teguh dalam perjuangan kemerdekaan Amerika Selatan dari penindasan dan kesewenang-wenangan bangsa Spanyol pada tahun 1812.

Pertunjukan berdurasi sekira tiga jam nonstop tersebut ditontonnya hingga tuntas. Menjadi salah satu dari ragam santapan rohaninya. Bagi saya, Aswar bukan penonton sandiwara biasa, ia mampu menikmati, sekaligus menyikapi pertunjukan sandiwara itu dengan hati dan pikiran yang jernih berwawasan luas.

Ya, begitulah Aswar yang saya kenal, sedia melakukan tindakan heroik yang sama laksana Montserrat, ketika menyikapi “pertunjukan sandiwara” di kancah realita kehidupan. Ia bukan sekadar penonton biasa, matanya nyalang, tak bisa diam saat melihat drama ketimpangan, ketidakadilan, keseweang-wenangan para antagonis kehidupan. Ia selalu sedia hadir, tak segan tampil terdepan sebagai aktor intelektual yang menggerakkan tuts laptopnya, laksana goresan pena yang tajam, laiknya tubarani dengan badik terhunus, siaga menyerang lawan dengan elegan.

Karakter dasar Aswar nyata merujuk pada falsafah Bugis-Makassar “toddopuli temmalara” – keteguhan pada pendirian dan kesediaan menanggung risiko apapun. Berbekal keberanian, keteguhan sikap dan integritas yang humanis, ia senantiasa tampil terdepan guna menyingkirkan segala halang rintang yang mengadang, ketika mesti duel memperjuangkan kebenaran, keadilan,

BACA JUGA:  Komisi Informasi Sulsel Garda Terdepan Gerakan Transparansi dan Keterbukaan Informasi Publik, "PASTI BISA"

Adios amigo, hasta luego in paraiso- selamat jalan sahabat, sampai jumpa lagi di surga.

Tamamaung akhir Agustus 2025
Yudhistira Sukatanya

 

Profil Penulis: YUDHISTIRA SUKATANYA- EDDY THAMRIN

Eddy Thamrin, menulis dengan nama Yudhistira Sukatanya, lahir di Bandung. Tamat dan berijazah S1 di UNHAS lalu S2 di UMI, Makassar.

Mendirikan Sanggar Merah Putih Makassar (1978 ) dan Sinerji Teater Makassar ( 1998 ).

Penerima Celebes Award tahun 2002 dari Gubernur Sulawesi Selatan; Staf Ahli Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pariwisata Sulawesi Selatan ( 2016-2017 );

Penerima Penghargaan Penggerak Literasi Sulawesi Selatan kategori Penulis dan Sastrawan Sulawesi Selatan 2018-Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan;.

Penerima Award Kabar Makassar kategori Budayawan 2020; Penerima penghargaan sebagai Penggerak Literasi Sulawesi Selatan kategori Penulis Sastra ( Cerpen dan Novel 2020 )-Rumah Puisi Arya STR.

Penerima Penghargaan Walikota Makassar 2022 Kategori Seni dan Budaya.