Di bawah tenda putih itu, ada Pustakawan Ahli Utama (Pustama) Mohammad Hasan Sijaya dan Andi Irawan Bintang. Sekretaris Dispusarsip, Andi Sucianita Hatta, juga berbaur di situ.
Ada pula Kabid Perpustakaan, Andi Sangkawana, Kepala UPT Layanan Perpustakaan, Kaharullah, Kepala UPT Jasa Kearsipan, Irzal Natsir, dan beberapa pustakawan lainnya seperti Syamsir Alam, Syamsuddin, Muh Rusli, Rezha Zarkawi, dan H Dinar.
Saya ikut nimbrung, menikmati kopi Arabika Kalosi yang hangat, dalam obrolan akrab dengan para pustakawan Dispusarsip Provinsi Sulawesi Selatan itu. Andi Ridwan, SE, M.AP, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang, tampak semringah berada di antara orang-orang yang satu frekuensi: painung kopi.
Di era perpustakaan modern yang berbasis inklusi sosial, suasana perpustakaan memang sudah tak lagi kaku. Kehadiran stan yang menyediakan kopi, dalam sebuah even sekelas Festival Literasi Sulawesi Selatan, bisa jadi daya tarik dan menciptakan ruang sosial yang lebih ramah, mendorong pertukaran ide dan gagasan, sekaligus memperkuat ekosistem gerakan literasi, sebagaimana diharapkan.
Tidak berlebihan bila dikatakan, kopi Arabika Kalosi memberi rasa, literasi memberi penguatan makna yang hakiki. (*)