Nasrul, Kamus Asal, dan Logo-Logo Berkonsep Aksara Lontaraq

Rusdin Tompo (kuning) bersama Nasrul
Rusdin Tompo (kuning) bersama Nasrul

Kami sudah bekerja sama dalam sejumlah buku. Dia antara lain mendesain buku “Keluarga Pagarra” (Rayhan Inter media, 2021), “Memoar La Sirama: Jejak Anak Kampung” (Rayhan Intermedia, 2021), dan buku Prof Sukardi Weda berjudul “Pusparagam Gagasan: Literasi Politik dan Demokrasi serta Masalah-Masalah Kemasyarakatan Lainnya”. Buku-buku saya yang lain juga dia yang kerjakan, seperti “Mengawal Demokrasi di Udara” (Pijar Press, 2015), “Mozaik Penyiaran” (Media Qita Foundation, 2018), dan “Problematika Sosial Anak” (Pakalawaki, 2023).

Saya mengandalkan Pak Nas kalau hendak membuat desain logo bertema lokal atau berkonsep aksara Lontaraq. Menurutnya, bentuk sudut belah ketupat/appassulapa yang tidak kaku membuatnya bisa dikembangkan ke banyak hal. Berbeda dengan para pendesain logo yang seolah-olah tampak menggunakan aksara Lontaraq, tapi justru merusak aksara kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu sendiri. Para pendesain menstilirisasi font-font yang hanya tampak indah tapi mengabaikan penulisan yang benar dari aksara Lontaraq.

Karya-karya desain logo Pak Nas, antara lain logo Makkareso (Makassar Kreatif Society), logo Komunitas Puisi (KoPi) Makassar, logo LAPAKKSS (Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Sulawesi Selatan) dan logo Festival Aksara Lontaraq. Saya yang mengorder logo-logo itu kepada Pak Nas, setelah memberikan clue tentang konsepnya.

BACA JUGA:  Jokowi Presiden Pertama Berkunjung ke “Butta Panrita Lopi” Bulukumba

Biasanya, kalau dia sudah membuatnya, saya memberi masukan perbaikan, ya semacam koreksi. Nanti kalau saya yakin layak untuk diteruskan, baru diperlihatkan ke pemesan. Saya bisa jadi teman diskusinya untuk urusan ini karena saya juga punya modal seni dan pengalaman desain-mendesain hehehe.

Salah satu hasil desain saya adalah logo ADVICE Pro, sebuah lembaga konsultasi komunikasi dan kehumasan yang didirikan oleh Muhammad Akbar (Kak Ompe), dosen UNHAS, yang kini sudah menyandang gelar Profesor. Saya mendesain logo ADVICE Pro saat bergabung dengan lembaga itu antara tahun 1995-1997. Selain logo, saya juga mendesain company profile pusat perkulakan GORO dan KIMA (Kawasan Industri Makassar), ketika masih di lembaga itu.

Pak Nas juga punya kemampuan menulis yang baik. Dia sudah menelorkan dua buku, yakni OFF (2015) dan PLANG: Cerita di Balik Nama Jalan di Makassar (2018). Buku OFF yang merekam kalimat terakhir sejumlah tokoh sebelum menemui ajalnya, merupakan buku sejarah yang lahir karena kesukaannya membaca. (*)