Nasrul dan Hikayat di Balik Buku M Hidayat

Pertemuan dengan Nasrul, biasa saya memanggilnya Pak Nas, juga tanpa sengaja. Kala itu, saya ke rumah Maysir Yulanwar di Jalan H Ahmad Saleh Dg Tompo –bersebelahan dengan Rujab Walikota Makassar– untuk mendiskusikan buku saya. Rupanya di situ sudah ada Pak Nas. Pertemuan pertama kami itu terjadi di Januari 2015. Ketika tengah ngobrol bertiga, tiba-tiba Pak Hidayat menelepon. Beliau bertanya, bagaimana dengan rencana penulisan bukunya? Kapan saya bisa ke Selayar? Berapa orang yang mau ke Selayar? Juga pertanyaan lain, yang butuh jawaban segera. Saya pun spontan menjawab, bahwa lagi bicara dengan tim.

Singkat cerita, Pak Nas saya ajak, dan dia bersedia. Kami ke Selayar dengan pesawat Wings Air. Hanya butuh waktu sekira 45 menit. Pak Nas mencatat, sesampai di bandara H. Aruppala, Selayar, kami diperkenalkan pada pengelola bandara, Irfan Arif. Pak Irfan mengakui bahwa Pak Hidayat banyak mempromosikan Selayar keluar sehingga daerah ini lebih dikenal. Ahmad, Muallim I Kapal Feri Bontoharu, juga merasakan keamanan yang dihadirkan Pak Hidayat. Bis yang mau masuk ferry pun antrenya lebih tertib.

BACA JUGA:  Kontingen Kesenian Sulsel Semarakkan Kirab Budaya EBIFF 2025

Sarben, admin Visit Selayar, mengungkapkan bahwa Pak Hidayat mampu bersinergi dengan semua pihak. Selain itu beliau juga mampu mengubah pola pikir masyarakat yang mulanya destruktif menjadi pelindung dari kerusakan alam. Contoh ketegasannya bisa dilihat dalam penanganan illegal fishing dan pembinaan Kampung Penyu. Untuk mengedukasi masyarakat, Hidayat bahkan menciptakan lagu “Jagalah Lautmu Atau Hancur (JLAH)”, yang dinyanyikan J-Rocks, dan lagu “Sosok Sahabat” sebuah lagu tentang polisi ideal yang sangat diapresiasi Polda Sulselbar.

Beliau juga punya andil dalam keberhasilan penyanyi dangdut, Ati Kodong. Ati yang menyanyi di hadapannya pada masa awal menjabat Kapolres di Selayar, didorong untuk mengikuti ajang pencarian bakat. Betapa gembiranya begitu ia menyaksikan D’Academy yang ditayangkan setiap Jumat malam di Indosiar, dan mendengar Ati menyebut kata “Selayar”, pada setiap penampilannya. Segera ia menunjukkan kepedulian dan memberi contoh tentang apa itu sinergitas. Beliau mengajak seluruh elemen masyarakat Selayar mendukung Ati menjadi juara dengan mengirim sms.

Kisah-kisah dalam buku “Mohammad Hidayat, Bukan Polisi Biasa” ditulis oleh Pak Nas, selama kami berada di Kota Benteng, ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar, dalam rangka penulisan buku pertama Pak Hidayat. Pria penggemar sepak bola itu mengundang kami untuk melihat secara lebih dekat apa yang dilakukannya sebagai Kapolres selama hampir dua tahun di kabupaten yang terletak di bawah kaki Pulau Sulawesi tersebut. Beliau mau kami melihatnya dengan mata kepala sendiri. Lebih nyata, bukan sekadar kata orang atau menurut kabar berita.