Literasi Tagline Calon Walikota Makassar

NusantaraInsight, Makassar — Pagi ini menunaikan komitmen yaitu menguatkan otot, memerdekakan otak, meminimalisir lemak dengan melakukan olahraga kardio dan olahraga anaerobik, saat saya melakukan olahraga kardio di sekitar Tamalate Kamis, 11 Juli 2024, saya disambut dengan pemandangan ruas jalan yang penuh warna.

Berbagai baliho dan X-Banner dengan foto calon walikota Makassar dan tagline masing-masing menghiasi jalan-jalan. Beberapa di antaranya berbunyi “NakkeBundaJi Sepenuhnya untuk Makassar,” “Makassar Apa Kabar,” “Lanjutkan Kebaikan,” “Bukan Coba-Coba,” “Sayang Makassar,” “Makassar Milik Kita Semua,” “AdamiSeto,” “Makassar Bangkit,” “Kolaborasi untuk Makassar,” dan “Gerbang Makassar.” Ini jelas menandakan bahwa pesta demokrasi pemilihan kepala daerah khususnya Kota Makassar semakin dekat setiap tagline tersebut pasti dipilih dengan alasan tertentu oleh para kandidat dan tim kampanye mereka. Hal tersebut secara tidak langsung ada semacam imajinasi Literasi Tagline yang tertulis di baliho dan X-Banner kandidat Calon Walikota Makassar itu.

Namun, di antara semua tagline itu yang tertulis, ada satu yang menarik perhatian saya secara khusus. Tagline tersebut berbunyi “Makassar Apa Kabar” oleh kandidat bernama Amri Arsyid. Tagline ini tertulis di X-banner yang dipasang di tiang listrik dan pohon, dengan foto Amri Arsyid menatap tajam ke depan. Dalam pikiran saya sepertinya ada sesuatu yang berbeda dari tagline ini, sesuatu yang membuat saya ingin tahu lebih dalam.

BACA JUGA:  Kota Pala Kota 1000 Kenangan

Apa yang sebenarnya dimaksud dengan “Makassar Apa Kabar”? Saya belum sepenuhnya memahami makna atau filosofi di baliknya. Mungkin hanya Amri Arsyid dan timnya yang tahu maksud dari tagline tersebut. Tagline ini seperti mengajukan pertanyaan yang menggugah rasa penasaran warga Makassar. Apakah ini sekadar sapaan atau ada pesan yang lebih mendalam di baliknya?

Tagline “Makassar Apa Kabar” bisa jadi merupakan cara Amri Arsyid untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi dan perasaan masyarakat Makassar. Pertanyaan ini mungkin mengisyaratkan bahwa ia ingin mendengarkan suara rakyat dan memahami kebutuhan mereka. Ini adalah strategi yang cerdas untuk menciptakan kedekatan emosional dengan pemilih, mengingatkan mereka bahwa calon pemimpin ini siap mendengar dan peduli.

Dari perspektif komunikasi politik yang saya pahami salah satu mata kuliah yang saya pelajari waktu S1 yaitu Ilmu Politik, bahwa memilih tagline yang memancing respons dan interaksi seperti ini bisa sangat efektif. Tagline yang bersifat pertanyaan bisa membuka dialog antara kandidat dan masyarakat, sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kampanye yang inklusif. Ini menunjukkan bahwa Amri Arsyid mungkin ingin lebih dari sekadar mempromosikan diri; ia ingin terlibat langsung dengan rakyatnya dan mendengarkan apa yang mereka katakan.

br