Sejumlah masyarakat desa hanya menghabiskan waktu pada ladang dan sawah. Masyarakat tak peduli pendidikan itu penting untuk kemajuan rumah tangga.
Apakah ini adalah pengaruh pemimpin bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri dibandingkan memenuhi kebutuhan masyarakat?
Panggung politik telah hadir dengan ritual paling mengerikan. Menuai banyak kritikan begitu pula masukan. Terkemas penuh sandiwara di antara kesenjangan ekonomi, pendidikan, budaya, dan masyarakat sosial yang ada di daerah pelosok.
Aroma dinasti politik telah berpartisipasi sebagai politik oligarki. Memenangkan penghargaan dari upaya mereka menduduki jabatan di sebuah prangkat kenegaraan.
Meski tak sedikit yang menerima, menolak, dan bahkan pura-pura tidak tahu mengenai kondisi bangsa ini dengan istilah politik. Krisis ekonomi dimanfaatkan untuk menggelar program kerja.
Krisis pendidikan memutus rantai nalar kritis terhadap pemimpin yang tidak memihak pada rakyat. Krisis moral melumpuhkan etika sebagai bangsa yang demokrasi.
Sejauh mata memandang, bangsa ini telah krisis pendidikan untuk kesejahteraan. Pembangunan universitas, sekolah, pesantren, dan perpustakaan berkedok kepentingan politik kelompok.
Susunan pemain dalam laga pesta demokrasi ini telah dipersiapkan jauh sebelumnya. Benar saja apa yang dikatakan oleh salah seorang tokoh pendidikan Indonesia, bahwa bangsa ini telah menjadi kereta yang siap membawa siapa saja yang mengikuti gerak pemimpin.
Sudah tidak ada lagi nalar kritis. Semua tergantikan dengan kepentingan dan keinginan kuasa. Meski begitu, tak sedikit gerakan pendidikan alternatif hadir mendukung masyarakat agar mendapatkan kesehatan berpikir dalam melakoni hidup yang penuh sandiwara.
Gerakan pendidikan alternatif menuju resolusi bangsa yang berprikeadilan dan berprikemanusiaan merupakan nafas keberadaan negara yang demokrasi.
Salah satu contohnya Social Movement Institute yang tak menyimpan kebosanan untuk mengurusi bangsa ini hingga pada aktivitas gerakan sosial seperti aksi kamisan dan sekolah aktivis. Berdiri di Tugu Jogja dengan simbol diam. Memberi perlawanan atas ketidaksesuaian trilogi pendidikan dengan kondisi bangsa dan masyarakat hari ini.
Menyusul gerakan perpustakaan jalanan dalam menggelar lapak baca gratis demi masyarakat bisa mengakses dunia seluas mungkin.
Apakah ada yang salah dari gerak pemimpin? Katanya orang cerdas, berpendidikan tinggi, memiliki titel doktor, dan memiliki pengaruh kuat untuk bangsa.
Tapi, mengapa masih ada kesenjangan yang terjadi pada bangsa ini? Apakah masyarakat atau orang di daerah telah mengalami kekeliruan dalam pengaplikasian pesta demokrasi? Jika demikian, lalu apa arti pemimpin dan negara untuk bumi manusia? Begitu.