Hal ini menciptakan kesenjangan ekonomi dan sosial yang baru di tengah masyarakat.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang dijanjikan seringkali tidak merata. Jalan-jalan yang dibangun untuk akses tambang tidak selalu memberikan manfaat bagi masyarakat luas, dan bahkan seringkali rusak akibat lalu lintas alat berat.
Fasilitas umum seperti listrik dan air bersih, yang diharapkan meningkat sekitar adanya investasi besar, justru seringkali tidak menunjukkan perbaikan signifikan di daerah-daerah terpencil yang berdekatan dengan konsesi tambang.
Mencari Titik Keseimbangan: Antara Ekologi dan Ekonomi
Melihat skala dampak yang ditimbulkan, pertanyaan krusial muncul: bagaimana menyeimbangkan kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan dan hak-hak masyarakat?
Pemerintah daerah dan pusat perlu meninjau kembali kebijakan pertambangan, memastikan bahwa proses perizinan transparan, melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dan menerapkan standar lingkungan yang ketat.
Pengawasan yang lebih efektif terhadap perusahaan tambang sangat diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan dan standar keselamatan kerja.
Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lingkungan juga menjadi kunci untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Selain itu, upaya rehabilitasi lahan pasca-tambang harus menjadi prioritas, bukan hanya retorika semata, untuk mengembalikan fungsi ekologis area yang rusak.
Masyarakat sipil, akademisi, dan media juga memiliki peran penting dalam menyuarakan keprihatinan dan mendorong akuntabilitas.
Edukasi publik mengenai dampak pertambangan, serta pengorganisasian komunitas untuk menyuarakan hak-hak mereka, adalah langkah-langkah penting menuju pertambangan yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Kolaka memang diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah. Namun, tanpa pengelolaan yang bijaksana dan berkelanjutan, kekayaan ini berpotensi menjadi bumerang yang merusak lingkungan dan masa depan generasi mendatang.
Tantangan besar kini ada di hadapan kita: bagaimana mengubah potensi kekayaan alam ini menjadi kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan, tanpa mengorbankan kelestarian alam dan hak-hak asasi manusia.
Sudah saatnya kita mengalihkan fokus. Bukan hanya mengagumi keindahan alam nun jauh di sana, tapi juga memberi perhatian serius pada apa yang terjadi di pekarangan kita sendiri.
Mengedukasi diri, bertanya lebih jauh, dan menuntut pertanggungjawaban adalah langkah awal untuk memastikan bahwa eksploitasi tambang di daerah kita dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, demi masa depan yang lebih baik bagi semua.







br






