Kenangan Seorang Jurnalis Radio: Jejaring Wartawan dan Ide Wawancara

Kenangan Seorang Jurnalis Radio
Kenangan Seorang Jurnalis Radio

Kembali ke cerita di masa awal melakukan reportase sebagai jurnalis radio, sering saya diajak meliput oleh teman wartawan bila mereka punya narasumber yang mau diwawancarai. Terkadang, mereka punya narasumber tapi belum punya topik yang diketengahkan. Jadi saya diajak mendiskusikan topik yang akan ditanyakan ke narasumber tersebut. Narasumber juga senang karena dia akan diwawancara oleh beberapa media sehingga publikasinya menjadi luas.

Saat itu, saya masih tinggal di Jalan Letjen Hertasning, belokan ke arah Kompleks Permata Hijau Permai, tak jauh dari Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Makassar. Rumah saya yang berada tepat di bibir jalan, mudah dikenali. Saya sering dijemput Yahya Patta dan Abd Azis, keduanya wartawan RRI Makassar. Pak Azis ini malah punya pengalaman mentereng, pernah magang di Radio BBC, Inggris. Jadi, dapat dipastikan, saya mendapat banyak ilmu dari keduanya.

Misalnya, wawancara dengan Komandan Kodim 1408/Makassar, di Jalan Lanto Daeng Passewang, dan wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa menjelang Imlek, aksesnya dibuka oleh mereka. Liputan-liputan menjelang Lebaran ke pusat-pusat perbelanjaan, juga biasa kami lakukan bersama, untuk memberi gambaran denyut bisnis pada hari-hari terakhir Ramadhan, di tahun itu. Akses ke instansi dan kantor-kantor BUMN juga banyak saya peroleh dari mereka.

BACA JUGA:  Bangun Wacana Publik dari Koran Hingga Televisi

Ada pula seorang teman lain, yang punya peran dalam membantu saya memahami kerja jurnalistik. Namanya, Nasru Alam Aziz, wartawan Kompas. Jika kami bertemu dalam suatu liputan, dia dengan berbaik hati mengantar saya ke studio Radio Bharata FM. Tidak jarang, wartawan harian nasional ini, membonceng saya pulang ke rumah di Jalan Letjen Hertasning. Dalam kesempatan itulah kami berbicara. Dia memberikan tips-tips praktis kerja jurnalistik, bagaimana membangun framing dan mempengaruhi opini masyarakat. Jejaring wartawan ini sangat membantu kerja saya sebagai reporter radio.

Salah satu yang paling saya ingat, yakni katanya, “Kalau kau mau mengeritik pemerintah, jangan bikin opini sendiri. Karena sebagai wartawan, kita tidak boleh membuat opini sendiri. Jadi, caranya, cari saja narasumber, bisa seorang tokoh, aktivis, atau akademisi, yang punya pandangan kritis terhadap kebijakan pemerintah tersebut.” Ibaratnya, kita meminjam mulut orang untuk menyampaikan apa yang jadi kegelisahan banyak orang. (*)

br