Kemenangan Zohran Mamdani dan Doa Al Fatihah Imam Shamsi Ali

Jika demikian, maka perubahan politik atau sosial pun hendaknya dikawal oleh perubahan dalam jiwa – rendah hati, cinta pada keadilan, komitmen pada kemanusiaan.

Maka, kemenangan Mamdani bukan hanya isu “seorang Muslim jadi pemimpin” atau “komunitas imigran terwakili” — melainkan bukti bahwa masyarakat bisa memilih arah baru: arah yang menolak status quo kekerasan ekonomi, penindasan struktural, dan alienasi warga. Ketika kelompok yang selama ini diam terlibat aktif, maka pintu perubahan terbuka. Dan ketika doa menjadi bagian dari perubahan itu, maka ia punya kedalaman makna.

Di akhir narasi ini, kita kembali pada Al-Fatiha: surat yang dibaca oleh setiap Muslim dalam salatnya, sebagai pembuka, sebagai petunjuk. Kita bisa mengambil tiga pelajaran dari situ:

1. Awal dengan kesadaran bahwa segala puji bagi Allah — setiap langkah perubahan harus selalu diiringi rasa syukur dan pengakuan, bukan kesombongan.

2. Meminta petunjuk kepada jalan yang lurus — perubahan sosial politik bukan sekadar menang atau kalah, tetapi menuju keadilan dan kesejahteraan bersama.

BACA JUGA:  Gotong Royong" Menghasilkan Karya

3. Memohon supaya kita dijauhkan dari jalan yang dimurkai dan sesat — agar kemenangan tidak berbalik menjadi penindasan baru, agar pemerintahan baru tidak melupakan warga yang lemah.

Maka, jangan lupa membaca Al Fatihah mengawali semua kegiatan kita.

Makassar, 5 November 2025

br