KEGELAPAN MEMBERI INSPIRASI

Kegelapan
Dr Fadli Andi Natsif, SH.,MH

Oleh: Fadli Andi Natsif (Pengajar Fakuktas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)

NusantaraInsight, Makassar — Ada kata bijak, “daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan secercah lilin”. Kata bijak ini saya maknai harusnya kegelapan dapat memberikan kita inspirasi untuk melakukan sesuatu agar suasana dapat menjadi terang kembali. Diksi kegelapan inilah yang belakangan ramai dibincangkan, dan ternyata dapat memberikan inspirasi. Paling tidak inspirasi untuk menanggapi gejolak demonstrasi kalangan anak muda yang bertajuk “Indonesia Gelap“.

Diksi “kegelapan”, yang belakangan viral menyertai suasana pemerintahan dan perpolitikan di Indonesia. Ternyata diksi itu tidak hanya terjadi di Indonesia.

Jauh sebelumnya, negeri seberang yang terkenal sangat demokratis sekalipun juga pernah di stigma atau dilabel kegelapan. Ketika keterpilihan dan pelantikan presiden Amerika Donald Trump periode pertama pada 2017. Narasi “kegelapan”, sangat gamblang diuraikan oleh R. William Liddle dalam merespon headline surat kabar Washington Post, menulis judul Democracy Dies in Darkness (demokrasi mati dalam kegelapan), setelah Trump dilantik jadi presiden ketika itu.

BACA JUGA:  Obituari Machmoed Sallie (1): Berhenti PNS, Jadi Wartawan

Pengamat Indonesia ini mengaku, mulai pada saat kampanye 2015 sampai terpilih 2016 jadi presiden Amerika, melakukan upaya pelemahan demokrasi. Hingga dilantik 2017, belum merasa puas sehingga meminta jaksa agungnya mencari ketentuan untuk menyensor atau menutup koran dan penyiar televisi, CNN, yang mengkritiknya.

Bahkan Liddle dengan sangat tegas men-just bahwa Trump adalah presiden pertama dalam sejarah panjang demokrasi Amerika yang menolak semua aturan baik formal maupun informal yang diwujudkan dengan ketidaksediaan hadir pada upacara pelantikan Joe Biden yang menggantikannya.

Meskipun catatan Liddle ini merupakan bunga rampai pemikirannya yang pernah dimuat harian Kompas, dengan objek kajian empat sosok pemimpin di dua negeri. Tidak termasuk presiden Indonesia yang terpilih 2024 ini. Tetapi dengan catatan Liddle yang mengulas sikap dan kebijakan Trump, yang diinspirasi judul berita Washington Post, “Demokrasi Mati dalam Kegelapan”, mungkin sebangun dengan frasa atau diksi “Indonesia Gelap”, yang menjadi tema para demonstran akhir akhir ini.

Seandainya perilaku demonstran bertajuk Indonesia Gelap terjadi ketika presiden Jokowi berkuasa, amatan Liddle dapat membenarkan. Liddle bilang, perihal Jokowi, makin sulit dibantah bahwa Dia bukan seorang demokrat setia. Tindakan tindakan anti demokrasi mulai diperlihatkan ketika KPK dilumpuhkan pada 2019. Dan Liddle menganggap pelumpuhan KPK merupakan dosa besar.