Hanya memang, dalam penulisan “feature” memerlukan keterlibatan dan ada sentuhan deskripsi (situasi, tempat, waktu, dan sebagainya), sehingga tulisan itu kaya suasana. Hanya saja kesulitan editor adalah menerima bahan mentah dan secara substantif tidak ada yang diubah. Kalau saja beberapa tulisan yang sifatnya kisah bisa dilengkapi dengan sedikit wawancara dengan penulis untuk menggali lebih dalam informasi peristiwa, tulisan-tulisan tersebut memberikan pesan keenikmatan dengan rasa tersendiri.
Milenial
Diskusi ini sangat khusus karena menampilkan narasumber inspiratif, penulis cerpen, dan pembicara terbaik Zakiah Izzaati, siswa Kelas XII SMA Negeri 17 Makassar. Seorang lainnya, Risma Asriani Azis Genisa, M.Hum, penulis dan yang sehari-hari akademisi Universitas Sawerigading Makassar.
“Kami berharap acara ini dapat memperluas wawasan, mempererat silaturahmi, dan mendorong semangat literasi di kalangan masyarakat,” kata Suriati Tubi, Ketua K-Apel di sela-sela acara.
Rektor Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar Dr. H. Ampauleng, SE.,M.Si menyambut baik kegiatan ini dan menjadi bagian dari aktivitas tri darma perguruan tinggi, pengabdian pada masyarakat.
“Saya berharap agar nilai-nilai yang ada di dalam kampus dapat disampaikan melalui tulisan, sebab dengan menulis kita dapat menyampaikan ide-ide melalui tulisan,”ujar Ampauleng didampingi Direktur Program Pascasarjana Unpacti Dr.Anirwan, S.IP,M.Adm.Kp. yang pada kesempatan itu juga menandatangani nota kesepahaman dengan Pendiri Komunitas Anak Pelangi (L-Apel) Rahman Rumaday.
Diskusi buku awal tahun ini juga sangat spesial karena sejumlah penulis, sastrawan, dan wartawan Makassar juga hadir. (M.Dahlan Abubakar).