Green Tea & Bunga Reportase Kehidupan “Tiga Rasa”

Kami datang dari sisi-Mu dan kembali ke sisi-Mu pula, kapan dan di mana saja. Maka peliharalah setiap niat dan amal saleh kami sebagai bekal menuju sisi-Mu”.

Tulisan di bawah judul “Rehat Sejenak” (hlm 131), satu dari 36 judul tulisan yang membangun tema kedua, cinta. Banyaknya kisah cinta bagaikan banyaknya bintang di langit. Meskipun lulusan Madrasah Sanawiah.Aliah Negeri Fakfak Papua Barat ini mengelompokkan “Rehat Sejenak” ke dalam tema cinta, namun dia sulit menghindari intervensi spritual di dalamnya. Ini membuktikan apa yang diungkapkannya itu selalu memiliki dasar spiritualitas keagamaan yang kuat.

Pendiri Komunitas Anak Pelangi (K-apel) Makassar ini berusaha menyadarkan setiap orang bahwa cinta antara sesama manusia itu hanya sementara. Yang abadi itu adalah cinta Allah kepada hamba-Nya. Itu diingatkan lulusan Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP) Universitas Pancasakti 2019 tersebut melalui tulisan lain berjudul “Dear Mantan”. (hlm 85)

“Ada banyak cara untuk dekat kepada Allah. Entah memang dari awal di jalan yang lurus atau harus menjalani dulu yang namanya jalan ‘salah’. Bila sahabat dulu pernah merasakan yang namanya pacaran, dan sekarang lebih dekat kepada Allah, mungkin Allah sudah menakdirkan demikianlah jalan untuk bisa mencintai-Nya”.

BACA JUGA:  Syahriar Tato Mengejar Tapak Allah

Walaupun telah bekerja sebagai tenaga pendamping salah seorang anggota DPRD Sulsel, namun pria ini berkomitmen melanjutkan kerja-kerja sosialnya. Dia ingin mengonsentrasikan pikirannya pada lembaga-lembaga yang telah didirikannya agar lebih berkembang.

“Dan buat sahabat yang belum pernah merasakan yang namanya pacaran, tak perlu mencobanya. Carilah jalan yang terbaik untuk dekat pada-Nya. Ini hanya sebuah proses dari takdir yang sudah Allah gariskan untuk masing-masing hamba-Nya,” pesannya.

Hanya saja, sesuatu itu jika semakin dilarang, justru kian kuat orang hendak melakukannya. Sama halnya dengan dulu, ada buku yang dilarang oleh Kejaksaan Agung, selalu memicu para maniak buku (termasuk saya) mencari di toko buku dan bertanya sembunyi-sembunyi kepada pemilik toko buku.
***

Selama dua hari, Maman pernah mendapat 2 doa. Doa pertama, suatu hari, Maman berhasil menenangkan pertengkaran suami istri di pinggir jalan, di atas mobil, yang dikerumuni warga yang hanya menonton saja. Kebetulan dia lewat bersama seorang teman. Dia langsung turun dari mobil, lalu mendekat ke kerumunan warga. Akibat berhasil mendamaikan pasangan itu, dia dikira personel pembinaan masyarakat (Binmas).

BACA JUGA:  FX Rudy Gunawan, Papua, dan Jurnalisme Sipil

Doa kedua, usai berurusan di gedung DPRD Sulsel, dia memesan dan dijemput pengemudi ojek online (ojol) di depan kantor wakil rakyat itu.