Fenomena anak kecanduan gawai, menurut dr. Tjhin Wiguna, psikiater anak dan remaja di Departemen Medik Kesehatan Jiwa FKUIRSCM. mulai meningkat dalam tiga tahun terakhir. Jumlah orangtua yang datang meminta konsultasi ke lembaga perlindungan anak atau membawa anaknya ke psikolog dan psikiatri juga meningkat.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi menyatakan, sejak 2013 lembaganya menangani 17 kasus anak yang kecanduan gawai. Begitu juga Komisi Nasional Perlindungan Anak, yang sejak 2016 sudah menangani 42 kasus anak yang kecanduan gawai.
Bukan sistem kapitalis namanya jika tidak memikirkan keuntungan, banyak literatur di atas yang menjelaskan tentang kerusakan yang di sebabkan oleh game online namun tak cukup bagi pemerintah sigap dalam mengambil tindakan tuntas.
Disampaikan oleh Joddy Harnady selaku EVP Digital & Next Busininess Telkom, industri game memiliki tingkat pendapatan yang paling tinggi dibandingkan jenis hiburan lainnya. “Gaming itu penghasilannya bisa tujuh kali lipat dari pendapatan sebuah film”, terangnya. Infrastruktur langit justru digencarkan otomatis game online semakin marak apalagi melihat potensi ekonomi yang bisa digali dari sana. Orientasinya adalah bisnis, mengeruk pundi-pundi rupiah sebanyak-banyaknya tidak peduli rusaknya generasi akibat game online. Maraknya game online menunjukkan adanya kesalahan dalam memanfaatkan digitalisasi oleh generasi. Di sisi lain nampak adanya ketidakmampuan negara membuat aturan seiring dengan perkembangan internet dan sosial media termasuk game online berbasis internet.
Islam Selamatkan Generasi
Tugas uatama sebuah negara adalah ri’ayah syuunil ummah “memelihara urusan ummat”, memerhatikan segala aspek yang ada pada lapisan masyarakat mulai dari masalah kecil hingga besar. Cara penuntasan pun dengan cara mencabut dari akar akarnya, bukan malah tebang pilih dengan mempertahankan yang menguntungkan sekalipun mengorbankan ummat.
Kemudian tidak seharusnya infrastruktur langit dan teknologi digencarkan dalam rangka meningkatkan industri game. Infrastruktur langit seharusnya digencarkan dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan, moral, dan peradaban generasi bukan menjadi salah satu pos penerimaan negara.
Tidak semuanya salah jika negara menggencarkan infrastruktur langit. Hanya saja hal yang harus utama negara perhatikan menjamin generasi dari kerusakan media. Generasi memang harus menguasai teknologi digitalisasi namun hadirnya dalam hal meningkatkan kualitas keilmuan dan ketakwaan. Digitalisasi digunakan untuk kemaslahatan seperti pendidikan dan konten dakwah. Kemajuan teknologi tanpa keimanan yang kuat akan membawa kepada aktivitas yang tidak bermanfaat yakni game online.