Founder K-Apel Ajak Pak Camat Coblos Ini

Kuda besi merah sudah terparkir aman, perasaan pun ikut aman, juga langkah kaki saya melangkah dengan ringan tanpa beban menuju ruang Caffe Danur tanpa memikirkan keamanan si kuda besi merah.

Mata saya pun menjelajah seantero ruang caffe, menyusuri setiap sudut, ke depan, ke kiri, dan ke kanan, menyenter keberadaan Pak Camat di mana ia duduk. Suasana caffe agak ramai dipadati pengungjung aroma kopi khas warung kopi yang menggoda saya terus bergerak kedalam, suara cekakak dan gemerincing gelas menyatu dengan percakapan para pengunjung ditambah lagi dengan live musik yang tersedia di caffe tersebut, menciptakan sebuah lanskap hidup mengikuti tren hari ini yang menarik dan penuh keceriaan. Sorot mata saya belum menemukan keberadaan pak camat diruang itu, mungkin sudah bergeser ke tempat lain karena disini ramai tanya saya dalam hati.

Disaat keraguan hati saya mencari-cari keberadaan Pak Camat radar telinga saya tiba-tiba menangkap suara yang familiar dari kejauhan pak Rahman… Segera, pandangan mata saya memutar balik ke arah suara tersebut dugaan saya kalau suara itu pasti suaranya bu Jumaria, ternyata dugaan saya benar suara itu datang dari mulut Bu Jumaria pemilik Caffe Danur. Dengan berbinar-binar, Bu Jumaria, mengajak saya, sini ki’ pak Rahman ada Pak Camat di dalam natunggui ki’ dari tadi.

BACA JUGA:  Komisi Informasi Sulsel Garda Terdepan Gerakan Transparansi dan Keterbukaan Informasi Publik, "PASTI BISA"

Kaki kanan mendahului kaki kiri perlahan melangkah mendekat ke arah bu Jumaria, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan dalam setiap perbuatannya selama beliau mampu, seperti dalam bersuci, menaiki kendaraan, dan memakai sandal.” ~ Hadits

Lalu bu Jumaria membawa saya kedalam ruangan dimana pak Camat menunggu sejak magrib tadi. Assalamualaikum… Pak Camat dari tadi maki’ sapa saya. Sehat jaki’ pak Camat? Makin tambah gagah saja pak Camat ucap saya.
Alhamdulillah… Sehat abangku! Kita iya sehat jaki’? Tanya pak Camat pada saya.

Suasana dalam ruang khusus caffe Danur begitu akrab dan nyaman, terutama saat cipika cipiki terjadi antara saya dan pak Camat percakapan ringan diiringi senyum hangat menciptakan persahabatan yang terasa telah terjalin sebelumnya.

Ruang yang ber-AC menambah kenyamanan, dan seperti suasana hati kami yang semakin akrab, angka 16 derajat setelan AC nyaris tak mampu menandingi perasaan kami. Ruang itu menjadi saksi atas ikatan persahabatan yang begitu erat di tengah suasana yang ditingkahi oleh kehangatan yang terjalin tanpa membeda.

BACA JUGA:  Daeng Lawa Asal Takalar, Pernah Berkongsi Buka Warung Coto di Surabaya (Bagian 2)

Kapan ini jalan-jalan ke Galesong banyak yang bisa kita lakukan disana. Ajak pak Camat pada saya. Nani kita langsung ke beba bakar-bakar ikan disana kebutulan ini saya ajak juga Pak Desa Sawakung Beba dan Pak Desa Kaballokang Pakkaba. Ucap Pak Camat sambil memperkenalkan dua kepala desa yang ikut bersamanya pada saya.