Cukur Sumpah Pemuda, Janggut Kumis Habis

Dalam pedoman ejaan, ‘Anda’ (dengan huruf /a/ kapital) tetap ditulis seperti ini meskipun berada di tengah kalimat.

“Student Hidjo” mengungkapkan budaya pemuda baru Indonesia yang mengadopsi budaya dan bahasa Barat. Elemen itu dianggap penulis sebagai ‘simile’ tambahan. Gaya bahasa atau majas ‘simile’. majas pertautan dua hal yang secara hakiki berbeda, tetapi dianggap mengandung segi yang serupa dan dinyatakan secara eksplisit. Biasanya dengan menggunakan kata :’seperti, bagai, dan laksana’. Nilai-nilai budaya tradisional dan budaya Belanda diperbandingkan.

Novel ini juga bernuansa alegoris, yakni suatu kiasan atau ibarat. Kedua gaya yang digunakan Kartodikromo ini merujuk pada pernikahannya dengan perempuan Belanda dengan latar belakang budaya yang berbeda. Oleh sebab itulah, dia menggunakan gaya eufemisme (penghalusan) di dalam cerita di dalam novelnya.

“Keduanya tidak bisa saling melengkapi,” tulis Kartodikromo.
Nilai cinta yang terungkap melalui karya ini hanya dapat ditemukan oleh orang-orang berpendidikan Belanda. Orang tradisional (Jawa) melihat pernikahan tersebut sebagai jalan mencapai mobilitas sosial.

Marco Kardikromo adalah seorang jurnalis asal Blora yang memulai kariernya di Bandung. Dia sangat menentang kebijakan Hindia Belanda. Selama beberapa tahun dia bekerja sebagai editor pada “Doenia Bergerak” yang berpusat di Surabaya. Di kota inilah menjadi latar novelnya.

BACA JUGA:  Saat Pramugari ‘Tumbang’ ke Pangkuan Penumpang

Sejak tahun 1916 hingga 1917, ia menghabiskan waktunya lima bulan di Belanda. Sekembali ke Indonesia, Marco Kartodikromo ditangkap oleh otoritas pemerintah Belanda.

Alasannya, dia dituding menyebarkan kebencian. Dia disekap selama setahun di penjara ‘Weltervreden Batavia’ (sekarang, Sawah Besar Jakarta). Saat dikarengkeng inilah dia menulis “Student Hidjo”.

Lalu ada juga landasan politis lahirnya bahasa Indonesia. Ini seiring dengan terbentuknya Indonesia sebagai sebuah negara yang berbentuk republik. Waktu yang dirujuk adalah saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, 17 Agustus 1945.

Sementara landasan konstitusionalnya adalah bersamaan dengan tertuangnya bahasa Indonesia di dalam undang-undang. Tentu ini sudah jelas, bahasa Indonesia termaktub di dalam UUD 1945 yang diundangkan pada 18 Agustus 1945.

Janggut, Kumis Habis

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, saya kebetulan tidak ke kampus memberikan kuliah. Jadwal hari Selasa memang pernah ada, yakni untuk mahasiswa S-2 dalam mata pelajaran “Analisis Wacana Kritis” yang menjadi bidang kajian saya. Saya sudah menyelesaikan delapan pekan pertama, setelah itu giliran teman dosen tandem.

br
br