Catatan Tercecer dari Piala Dunia U-17 Austria, Perjalanan Mulus nan Kandas

Oleh M.Dahlan Abubakar

NusantaraInsight, Makassar — Penantian panjang Austria yang hampir saja berbuah manis, akhirnya berakhir antiklimaks.

Perjalanan mulus tim ini melalui tujuh pertandingan tanpa terkalahkan di Piala Dunia U-17 Qatar 2025, akhirnya kandas di babak final, Jumat (28/11/2025). Gol tunggal Anasio Cabral 1-0 pada menit ke-32, mengantar Portugal untuk pertama kali merebut Piala Dunia U-17 dalam laga final melawan Austria di Khalifah Internasional Studium Al Rayyan, Dohs Qatar, Kamis (27/11/2025) malam waktu Indonesia Tengah.

Gol itu sekaligus menguburkan mimpi panjang Austria menjadi Piala Dunia U-17 untuk kali pertama.
Sukses Portugal ini tidak hanya menggagalkan ambisi Austria, namun pun dalam tujuh pertandingan sebelumnya selain tidak terkalahkan, juga dengan kemasukan 1 gol yang sangat miskin.

Austria mengoleksi hasil yang sangat mengagumkan, termasuk mendepak Italia di partai semifinal tanpa balas, 2-0.

Keperkasaan Austria menghentikan langkah Italia ini telah memberi isyarat bahwa tim inilah yang diramalkan sebagai kampiun piala sepak bola remaja sejagat kali ini.

BACA JUGA:  Final Piala Asia U23: Jepang Lawan Uzbekistan, Live di RCTI

Namun bola bundar. Permainan paling populer sejagat ini akan kembali kepada prinsipnya yang hakiki. Pemenang tidak dapat diprediksi dengan hanya mengutak-atuk angka-angka.

Semisal jumlah kemenangan, jumlah produktivitas gol, dan pun akumulasi poin yang diraih. Permainan bola kembali kepada prinsipnya yang filosofis.

Sepak bola memuat sejumlah filosofi. Dalam berbagai catatan disebutkan, sepak bola sebagai sebuah permainan tim.

Artinya, tidak seorang pun dapat menampilkan egoisme di lapangan. Setiap pemain harus membuka diri untuk bekerja sama dengan pemain-pemain lainnya.

Filosofi sepak bola ini pun banyak dirujuk untuk keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya. Di bidang pemerintahan dan usaha misalnya.

Sepak bola juga permainan yang mengandung risiko. Misalnya seorang pemain dihadapkan kepada harus mencetak gol sendiri atau memberi kesempatan kepada teman yang memiliki peluang yang lebih dominan terhadap kemungkinan gawang lawan bergetar. Aspek filosofis yang kedua ini pun berlaku dalam seluruh bidang kehidupan manusia.

Ketekunan dan kerja keras. Austria telah menunjukkan kemampuan ini dari awal. Namun, Portugal yang pernah kalah 1-2 atas Jepang di babak 32 besar ternyata memiliki ketekunan dan kerja keras untuk merebut juara. Faktor ini pun berlaku di sektor kehidupan manusia yang lain.

BACA JUGA:  Piala Thomas 2024: Indonesia Injak Final ke 22 Setelah Tekuk Taiwan 3-0

Kreativitas dan inovasi. Ini merupakan salah satu faktor penting dalam permainan sepak bola, Seorang pemain harus mampu menciptakan kreasi dan inovasi dalam melakonkan permainan. Termasuk kreasi dan inovasi dalam menciptakan gol dan menciptakan peluang bagi teman sepermainan yang lainnya.