Keramaian saat hajatan ini, oleh mereka yang berbakat dan punya hobi nyanyi, digunakan sebagai ajang uji nyali dan unjuk gigi. Ada pula yang datang sekadar menonton orang nyanyi atau angngodo hehehe.
Gengsi pesta pernikahan/perkawinan, kala itu, salah satunya ditandai dengan nama Orkes Melayu yang logonya di stempel pada undangan dengan jelas. OM Roseta, OM Tiktas, OM Al-Wathan, beberapa di antaranya.
Entah berapa panggung pernah saya jajal, yang tak selalu sukses. Musababnya, karena lagu yang saya bawakan tidak nyambung dengan musik pengiringnya hehehe. Namanya juga OM, so pasti lagu yang dominan adalah lagu-lagu dengan cengkok dangdut dan melayu.
Karena tahu bahwa saya suka menyanyi dan biasa tampil menyanyi, teman saya, Riswan Jusuf, suatu ketika melontarkan saran, agar saya tampil di TVRI Sulawesi Selatan. Dia seperti memberi motivasi.
“Nanti kalau kamu nyanyi di TV, saya bilang ke keluargaku, yang nyanyi itu temanku,” katanya dengan nada canda.
Akhirnya, saat itu pun tiba. Kejadiannya di tahun 2011, setelah selesai gelaran KPID Award 2011 yang diadakan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan di Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo Makassar.
Saya ditawari mengisi acara Deng Mampo (dendang mari-mari poso) di TVRI Sulawesi Selatan sebagai salah satu narasumber. Narasumber lainnya adalah AKBP Moh Hidayat, saat itu menjabat sebagai Kasat Lantas Polrestabes Makassar.
Kalau biasanya tampil di TVRI semata untuk kepentingan wawancara, kali ini, narasumbernya juga diharuskan menyanyi. Saya membawakan lagu Makassar ciptaan Anci Laricci, “I KauTonji”, yang diiringi orkes turiolo.
Begitu selesai tampil, produser acaranya ditelepon Kepala Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Sulawesi Selatan, Muh Rusli Sumara. Rupanya, saya dipuji oleh Kepala Stasiun TVRI itu, yang dinilai mampu bernyanyi baik diiringi musik orkes turiolo. (*)