Berawal dari toko kecil yang hanya menjual makanan ringan untuk anak-anak sekolah pada saat itu. Kini, menjadi pusat perbelanjaan desa hingga kampung sebelah.
Pastinya kehadirannya menjadi pembicaraan masyarakat sekitar. Memudahkan masyarakat berbelanja kebutuhan sehari-hari. Melihat ke belakang ebelum hadirnya toko ini, sebagian masyarakat harus ke kota Bulukumba untuk berbelanja dan itu merupakan pekerjaan yang membuang-buang waktu bagi para pekerja ladang.
Seharusnya mereka sudah menanam, memetik, dan menyiram tanaman malah tergantikan untuk pergi berbelanja, sehingga ladang kadang terbengkalai dalam sehari.
Masa kecil dengan kehadiran toko Daeng Aji memberikan banyak memori untuk dibagikan hari ini. Oiya, Daeng Aji (mix bahasa Bugis dan Makassar) adalah sapaan orang-orang desa karena sang pemilik selalu menyapa para pembeli dengan sapaan Daeng.
Tak peduli dia muda atau tua. Semua pembeli yang datang disapa dengan Daeng. Mungkin hal itu yang membuat rezekinya sampai melimpah, pikir penulis waktu itu.
Awalnya hanya memiliki tanah sedikit (kecil) dan lambat laun memperlebar usaha dan membuka cabang toko yang tidak jauh dari toko utama.
Menyediakan segala keperluan masyarakat agar tidak lagi kesusahan dan harus ke kota Bulukumba berbelanja.
Penulis sendiri mengalami transisi kehadiran toko Daeng Aji sampai sekarang. Memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sekolah, rumah tangga, dan olahraga.
Hingga pada akhirnya toko Daeng Aji membuka ruang pada pemuda desa yang kreatif. Tak perlu menunggu lama Ia menjadi sponsor utama demi berjalannya kegiatan dan memberi kebahagiaan pada siapa saja.
Untung-untung juga toko tersebut promosi tentang diri agar memancing lebih banyak pembeli dan menjangkau lebih luas melalui bahasa tutur. Sepuluh tahun lebih toko tersebut hadir sebagai solusi masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan duniawi.
Daeng Aji juga sering membantu masyarakat yang kurang mampu dengan sembako yang ada di tokonya. Kadang membantu dengan beras, telur, dan minyak goreng. Kemudahan itu berdampak pada masyarakat desa agar merasakan hal sama dengan mereka yang bisa membeli dengan uang banyak. Toko tersebut juga sering memberikan pinjaman (bom) kepada masyarakat desa yang dianggap kurang mampu.
Banyak orang mengingat kebaikan itu dan bahkan orang-orang desa tak perlu lagi ke pasar sentral Bulukumba untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga, sekolah, dan olahraga.
Meski begitu, waktu tak bisa berbohong. Toko Daeng Aji hanya bisa memberi kemudahan di era tersebut. 2019 sang istri meninggal dan toko tersebut mengalami kemunduran. Memang benar apa kata pepatah, bahwa dibalik lelaki sukses ada perempuan hebat dibelakangnya.