Oleh karena itu, metode ini sangat bagus jika guru sering menggunakan metode ini dalam kelas karena
keefektivitasannya menjadi salah satu metode pembelajaran.
Selain itu, memang ada beberapa materi pembelajaran yang diharuskan untuk dipraktekkan atau divisualisasikan melalui sebuah benda atau pemeragaan agar anak-anak bisa membayangkan hal tersebut.
Metode Praktek ini bisa dikomparasikan dengan metode drill. Langkah-langkah dalam penggunaan metode Drill ini terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain merumuskan tujuan yang harus
dicapai oleh peserta didik, menentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik, Misalnya,
pada peserta didik tunagrahita setelah pembelajaran dapat melafalkan huruf hijaiyah dengan baik dan benar, maka keterampilan yang ingin di capai adalah bagaimana peserta didik setelah
pembelajaran dapat melafalkan huruf hijaiyah.
2. Tahap pelaksanaan
Langkah pelaksanaan memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu menciptakan
suasana yang menyenangkan, meyakinkan semua peserta didik tertarik untuk terus berlatih. Misalkan melafalkan huruf hijaiyah dengan bernyanyi dilengkapi dengan music, dan berurutan,
menentukan rangkaian gerakan seperti misalnya mengucapkan dengan suara yang jelas secara berulang-ulang sambil menggerak-gerakan tangan dengan cara bervariasi.
3. Tahap mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk peserta didik terus melakukan latihan secara berkesinambungan mengulang-ulang dengan bimbingan
orang tua di rumah sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa. Media belajar yang cocok untuk anak tunagrahita antara lain yaitu geometri tiga dimensi, gradasi balok, silinder, menara gelang, puzzle bola, puzzle kontruksi, puzzle binatang, multi
indra, konsentrasi mekanik, kotak bilangan, pias huruf, pias kalimat, alphabet fibre box, papan keseimbangan, abacus dan papan bilangan. Media pias-pias kata memiliki multi makna baik dilihat secara terbatas maupun secara luas.
Menurut Djamarah (1995: 120) media adalah alat bantu apa saja yang dapat di jadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti pada materi mengenal huruf hijaiyah adalah dengan menggunakan pias-pias kata.
Wulandari (2008:1) menyatakan media
pias-pias kata adalah media pembelajaran berbentuk potongan huruf bergambar yang menarik untuk meningkatkan konsep membaca dan menulis awal. Pias-pias kata adalah tiap satu helai berisi satu kata.
Media pias-pias kata dalam pembelajaran dapat memberikan pengalaman konkret meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mempertinggi daya serap dan dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar.
Sedangkan menurut Djamarah (1995: 120) media pias pias kata adalah alat bantu apa saja yang dapat di jadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Melalui penggunaan media pias-pias kata diharapkan taraf kesukaran dan kompleksitas dari pelajaran dapat memberi pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar sehingga akan lebih baik.
Media pias-pias kata ini menggunakan kata berwarna untuk menarik perhatian peserta didik yang di atasnya ditulis kata-kata. Berdasarkan hasil pemakaian metode drill (pembiasaan) dengan menggunakan media pias-pias kata terdapat peningkatan hasil belajar bagi ABK tunagrahita.
Peserta didik setelah pembelajaran dapat melafalkan huruf hijaiyah. Menjadikan peserta didik ABK tunagrahita dapat mengenal bahkan lambat laun bisa membaca huruf hijaiyah bersambung. Terimakasih.







br






