News  

Teman Menguji Teman

NusantaraInsight, Makassar — Ada nuansa yang menarik ketika berlangsung ujian promosi doktor Azhary Siradjuddin di Aula Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin Kampus Tamalanrea, Selasa (20/5/2025).

Banyak sahabat promovendus saat mengikuti pendidikan di SMP dan SMA juga hadir. Yang tidak kalah seru ada penguji yang “balas dendam” di ajang ujian promosi lantaran sering kalah bermain domino dengan harus berdiri.

Pertanyaan para penguji pada sesi seremoni akademik seperti ini tidak seberat pada saat ujian tutup. Oleh sebab itu, pada saat promosi doktor, seorang penguji hanya diberi kesempatan memanfaatkan waktu bertanya dan mengelaborasi jawaban promovendus hanya lima menit. Hanya penguji eksternal waktunya tidak dibatasi. Namun dalam realitasnya, penguji eksternal sendiri yang membatasi waktunya.

Ujian promosi sebenarnya lebih banyak untuk kepentingan silaturahim sosial, wujud ucapan syukur, dan forum melakukan reuni sesama teman saat bersekolah pada masa yang lalu. Keluarga, sahabat, dan orang-orang yang dipandang layak hadir, diundang mengikuti acara promosi doktor tersebut.

BACA JUGA:  Peringatan Setahun Wafatnya Virendy, Lagu Bento dan Bongkar Menggema

Pada saat inilah, ketua atau pimpinan sidang resmi mengumumkan bahwa promovendus boleh menggunakan gelar akademik tertingginya, doktor. Jika ujian tutup merupakan tahap akhir proses pendidikan doktor, maka di forum inilah hak awal menggunakan gelar doktor pun diumumkan dan mulai melekat di depan nama peserta pendidikan doktor.

Pada acara ujian promosi doktor Azhary Sirajuddin tersebut, dua di antara penguji adalah teman ‘sepermainan’ promovendus, yakni Dr.Zainal Arifin Paliwang, S.H.,M.Hum, dan Dr.M.Iqbal Sultan, M.Si. Zainal Arifin Paling, purnawirawan jenderal polisi bintang satu dan kini menjalani periode kedua sebagai Gubernur Kalimantan Utara, merupakan alumnus SMA Negeri 1 Makassar (tamat tahun 1986).

Sedangkan M.Iqbal Sultan merupakan teman ‘banting kartu’ sang promovendus. Tidak heran sebelum pertanyaan diajukan, kedua penguji ini kerap mengungkapkan kisah lucu masa lalu mereka.

“Kalau dulu saya sering berdiri karena kalah main domino, kini saya “balas dendam”, Anda harus berdiri di depan saya,” ucap Iqbal Sultan disambut tertawa undangan yang memenuhi kursi yang tersedia di depan panggung tempat tim promotor dan penguji duduk berjejer.

BACA JUGA:  RKDD Pa'bentengang Selenggarakan Workshop Literasi Digital, Duta Digital Ambil Bagian

Kalau Zainal Arifin Paliwang lain pula kisahnya. Personel bhayangkara yang dilahirkan di Makassar 6 Desember 1962 ini, pada awalnya saling mengajak dengan promovendus untuk melanjutkan pendidikan doktor di Unhas. Mungkin keduanya kerap ngopi bareng di Jakarta, saat Zainal Arifin Paliwang menjabat Analisis Kebijakan Utama Bidang Pidana Umum Bareskrim Polri tahun 2021.