NusantaraInsight, Makassar — Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyelenggarakan Webinar ASN Adaptif Series ke-11, membahas tentang Sinergitas Orang Tua dan Guru Untuk Anak Cerdas Berkarakter yang dilaksanakan secara daring pada hari Kamis, 12 September 2024.
Webinar ASN Adaptif Series ke-11 kali ini, dihadiri antusias sebanyak 2.393 peserta dari lingkup Pemprov Sulsel, Kabupaten/Kota, maupun dari luar Provinsi Sulsel.
Dalam webinar ini menghadirkan dua narasumber, diantaranya adalah Ulfa Tenri Batari (Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa) dan Hasnul Faizal (Menteri Penasihat (Pendidikan)/Pengarah Education Malaysia Indonesia, Kedutaan Besar Malaysia-Jakarta).
Astuti Azis selaku moderator untuk Webinar ASN Adaptif Series ke-11, membuka acara dengan mengajak hadirin yang mengikuti webinar untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya. Kemudian, sesi doa yang dipimpin oleh Kaharuddin Azis.
Astuti menyampaikan informasi penting atas ketidakhadiran sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhammad Jufri, dengan alasan tertentu.
“Sebelumnya kami memohon maaf, bahwa biasanya bapak ibu akan disambut lewat welcoming speech Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan, tapi beliau berada di dalam kondisi yang mungkin saat ini tidak memungkinkan membersamai kita. Tapi, sesaat lagi beliau akan bergabung,” ujarnya.
Ulfa Tenri Batari selaku Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, menjelaskan bagaimana kasus kekerasan anak melonjak cukup tinggi berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2022.
“Kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran, perdagangan bebas, hingga eksploitasi bisa mencapai 41%. Kemudian kami di Kabupaten Gowa, data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu menyatakan bahwa angka kasus kekerasan anak itu mengalami kenaikan tiap tahunnya,” jelasnya.
Ketidakterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya menjadi alasan utama terjadinya kekerasan fisik, psikis, seksual, penelentaraan, perdagangan bebas, hingga eksploitasi anak.
“Ditemukan bahwa terdapat 77.4% guru kita menjawab, bahwa orang tua tidak terlibat dalam pendidikan anaknya. Setelah kita lihat survey terhadap orang tua, terdapat 60.2% menjawab bahwa tidak pernah memberi motivasi kepada anaknya dalam belajar. Kemudian Ketika survey kepada siswa, 60.8% siswa kita menjawab bahwa tidak belajar bersama orang tua, kakak, adik di rumah,” lanjutnya.