Mantan Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi se-Dunia ini mengatakan, melalui penelitian 2023/2024, diumumkan usia yang tertua gambar-gambar di Leang Karampuang Maros, 51.200 tahun.
“Ini merupakan bukti yang tertua di dunia,” sebut Fadli Zon yang Selasa (14/1/2025) saat meresmikan Geopark Arkeologi Leang-Leang Maros sempat menaiki tangga menuju ke lukisan yang ada di langit-langit gua. Lukisan tersebut memperlihatkan kepada kita kekayaan lukisan-lukisan purba di wilayah Maros dan Pangkep dan sekitarnya di Sulawesi Selatan dan sudah menjadi bukti kuat bahwa kita memiliki ekspresi budaya. Jika pada masa itu bisa melakukan ekspresi seperti itu, luar biasa, 52.000 tahun lalu. Ini jauh lebih tua dibandingkan piramid di Giza, di luar Kota Kairo, Mesir, yang usianya 5.000 tahun lalu.
Fadli Zon berpendapat, data yang ditemukan di Maros tersebut merupakan bukti yang sangat nyata dan otentik bahwa sudah ada peradaban manusia modern, Homo Sapiens. Pithecanthropus Erectus yang volume otaknya dianggap kecil di bawah satu liter dan ada yang mengatakan satu liter atau 1.000 cc. Homo sapiens di atas 1.300 cc.
“Katanya, otak kita yang sekarang ini, baru maksimal dipakai 10%. Bagaimana kalau hanya dengan 10% saja kita sudah bisa membuat teknologi seperti ini, bagaimana dengan 50%, mungkin kita sudah sampai ke planet-planet yang lain,” ujar peserta American Field Service (AFS) Texas Amerika Serikat (1989-1990) dan lulus dengan “summa cumlade” dalam program tersebut.
Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 1996-1999 tersebut menyebutkan, meskipun belum cukup tiga bulan menjadi Menteri Kebudayaan, namun sudah menjadi komitmen Presiden Prabowo Subianto, ada di dalam UUD 1945 pasal 32 ayat 1 tentang kebudayaan.
“Bunyinya, Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan budayanya masing-masing. Itulah bunyi konstitusi kita. Saya yakin di ruang ini tidak ada yang hafal. Saya juga baru hafal. Ini Pak Ir.La Tinro Latunrung yang anggota Komisi X DPR RI mungkin juga belum baca,” kelakar Fadli Zon yang disambut gemuruh yang hadir di Ruang Senat Unhas, di antaranya Dirjen Perlindungan Budaya, Dr.Restu Gunawan, Staf Ahli Hubungan Antarlembaga Prof.Dr.Ismunandar, mantan Dubes Unesco hingga akhir September 2024, para Staf Ahli, Direktur Waisan Budaya, Kepala Badan Pelestarian Kebudayaan, Sekretaris Wali Amanat Unhas, para Wakil Rektor Unhas, sejumlah guru besar, Dekan FIB Unhas Prof.Dr.Akin Duli, M.A., dan sejumlah dekan fakultas, para dosen dan mahasiswa.