News  

Mengukir Jejak Budaya: Workshop Pemertahanan Bahasa Daerah di Era Digital di Barru

Menurut Nur Amalia Halid, S.S,. M.Pd., selaku Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Daerah Kabupaten Barru, bahwa dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi,kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan, tetapi juga sebuah inisiatif untuk menciptakan inovasi dalam pengajaran bahasa daerah. Melalui pendekatan interdisipliner, kami selaku peserta diajak untuk mengeksplorasi berbagai cara kreatif dalam memanfaatkan platform digital sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan menciptakan lingkungan yang mendukung peserta didik untuk lebih mencintai dan memahami bahasa serta budaya lokal mereka, sekaligus memperkuat jati diri bangsa di tengah arus perubahan yang cepat.

Senada dengan itu, di tempat terpisah Kepala Dinas Pendidikan Barru, H. Andi Adnan Aziz, S.STP., M.Si., menyatakan bahwa kegiatan Workshop Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Daerah ini sangat penting dalam upaya menjaga dan melestarikan bahasa daerah. Menurutnya, bahasa daerah adalah salah satu kekayaan budaya yang perlu dipertahankan, terutama di era digital saat ini.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Barru, menekankan bahwa pengintegrasian teknologi dalam pengajaran bahasa daerah dapat memperluas jangkauan pembelajaran dan membuatnya lebih menarik bagi generasi muda. Ia berharap workshop ini dapat mendorong kolaborasi antara pendidik dan masyarakat, sehingga bersama-sama kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pelestarian bahasa dan budaya lokal. Kegiatan ini, lanjutnya, adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa warisan budaya kita tetap hidup dan relevan bagi anak-anak kita di masa depan.

BACA JUGA:  Wujudkan WBBM 2025, Kemenkum Gorontalo Komitmen Bangun ZI

Mustainnah Ali, S.Pd., M.Pd perwakilan guru SDN 35 Barru, menyatakan bahwa workshop ini sangat bermanfaat bagi pengembangan kemampuan mengajar bahasa daerah. Ia merasa bahwa materi yang disampaikan oleh para pemateri sangat relevan, terutama dalam konteks pemertahanan bahasa di era digital.

Sriyanti, S.Pd. mewakili UPTD SDN 32 Barru juga menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan masyarakat untuk memastikan bahwa bahasa daerah tetap hidup di kalangan generasi muda. Ia berharap, setelah mengikuti workshop ini, para guru dapat menerapkan berbagai strategi dan teknologi yang telah dibahas, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Menurutnya, kegiatan seperti ini merupakan langkah positif dalam melestarikan budaya lokal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa daerah.

Sumarlin Rengko HR, selaku ketua panitia workshop, mengungkapkan keyakinannya bahwa kegiatan ini merupakan langkah krusial dalam upaya melestarikan bahasa daerah di tengah tantangan globalisasi.