NusantaraInsight, Tel Aviv — Polisi Israel bentrok dengan warga, termasuk para pemukim Yahudi yang kembali melancarkan protes terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan koalisi sayap kanannya di Tel Aviv seperti dilaporkan media setempat.
Bentrokan meletus ketika pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang Netanyahu dan menuntut dia mundur dari jabatannya bersama seluruh kabinetnya, seperti dilansir dari IRNA Agency, Minggu (25/2/2024).
Pengunjuk rasa yang marah juga menuntut penandatanganan perjanjian dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, untuk segera memulangkan para tawanan Israel.
Polisi melakukan beberapa penangkapan, termasuk kepada anggota keluarga tawanan yang ditahan pejuang perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Polisi Israel kemudian menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Sejak dimulainya operasi penyerbuan Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, Israel telah mengadakan sejumlah demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan Netanyahu sambil menuntutnya untuk mempercepat pembebasan orang-orang yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Hamas menangkap sekitar 240 warga Israel, di antaranya beberapa orang asing selama operasi mengejutkan itu.
Sebagai bagian dari gencatan senjata atau jeda kemanusiaan selama seminggu, yang ditengahi oleh Qatar dan Mesir, Hamas menukar 240 warga Palestina yang diculik dengan 105 tawanan, termasuk 81 warga Israel dan 24 warga asing, di Gaza.
Israel yakin sekitar 137 tahanan masih ditahan di Gaza namun baru-baru ini pejuang perlawanan melaporkan kematian banyak tawanan dalam pemboman Israel di jalur yang terkepung.