Ini Kisah Algojo Kerajaan Arab Saudi Saat Memenggal Terpidana Mati.

Dia akan memotong tangan atau tangan dan kaki, dan terpidana hanya menerima anestesi lokal.

“Saya menggunakan pisau tajam khusus, bukan pedang. Ketika saya memotong tangan, saya memotongnya dari persendiannya. Kalau kaki-kakinya pihak berwenang tentukan mau lepas di mana, makanya saya ikuti saja,” jelasnya.

Ayah tujuh anak ini secara mengejutkan mengungkap bahwa keluarganya dilibatkan dalam pekerjaan tersebut, di mana anak-anaknya membersihkan pedangnya yang berlumuran darah setelah pemenggalan.

Dia mengaku bangga putranya mengikuti jejaknya setelah menjalani pelatihan menjadi algojo.

Al-Beshi mengatakan kepada Arab News tentang eksekusi pertamanya pada tahun 1998, yang mana dia menggunakan pedang ayahnya.

“Penjahat itu diikat dan ditutup matanya. Dengan satu pukulan pedang saya memenggal kepalanya. Itu berguling beberapa meter jauhnya,” katanya.

“Banyak orang pingsan saat menyaksikan eksekusi. Saya tidak tahu mengapa mereka datang dan menonton jika mereka tidak berminat,” ujarnya.

Diketahui, Arab Saudi tetap menerapkan hukuman mati untuk berbagai pelanggaran dalam tiga kategori hukum Islam: Qisas (retributif), Had (wajib) dan Ta’zir (diskresi).

BACA JUGA:  Israel Mulai Operasi Pembongkaran Rumah Penduduk Palestina