“Loh, ketika pemerintah merasa punya dana dan bisa membantu kita memperjuangkan pengembangan universitas, malah ingin membuat perguruan tinggi sendiri.
Menggandeng.misalnya, universitas dari luar negeri. Itu kan kurang bagus dan “identitas” bisa berpikir kritis di arena itu yang memberi manfaat mencerahkan publik. Tentu saja bagi Unhas merupakan posisi yang “smart” (cerdas), karena memang “critical thinking”-nya di situ.
Apa urgensinya membuat satu universitas menggunakan dana dan anggaran ketika universitas yang ada ini, seperti Unhas yang berada di Kawasan Timur Indonesia dengan posisinya yang sangat kuat, dukungan pemerintah terus menurun. Hal-hal seperti ini bisa kita bahas,” ujar JJ.
Masih banyak yang lain, yang membuat “identitas” lebih berbeda. Isu ini tidak mungkin dibahas oleh hanya sekadar teman-teman yang punya media sosial (medsos) sendiri. Itu tidak mungkin, membutuhkan diskusi-diskusi yang matang dan jika perlu mendatangkan narasumber.
“Tidak mungkin saya curhatkan pada forum resmi, karena ada atasan saya, menteri dan dirjen. Tetapi kalau “”identitas” ada mimbar akademis untuk kembali eksis dalam narasi-narasi yang bernas dalam diskusi-diskusi yang bernas.
Yang penting adalah kemapanan berpikir dari masa ke masa,dan seperti Prof. Amran Razak, Ketua Umum IKKA “identitas” memiliki kapasitas berpikir yang luas,” ungkap Rektor Unhas.
Dalam raker ini telah menyampaikan paparannya Sekjen IKKA “identitas” Unhas Andi Arsunan Arsin, Farid Ma;ruf Ibrahim, Muchlis Amans Hadi, M.Dahlan Abubakar, Syawaluddin Arief, dipandu Amran Razak.
Arsunan Arsin yang membacakan produk raker menyebutkan, sejumlah masukan yang akan dilaksanakan Pengurus IKKA “identitas” Unhas periode 2024-2028 yakni, mengagendakan studi banding ke media kampus satu perguruan tinggi negeri PTN BH, “identitas” menjadi mitra kritis dan strategis Unhas yang memberikan solusi sebagai mata dan telinga ketiga bagi Unhas, melaksanakan diskusi akademik tentang topik yang aktual dan dimedia-online-kan, pengadaan foto para pemimpin redaksi (pemred) dan redaktur pelaksana (redpel) “identitas” dan dipajang di rumah kecil (rucil) “identitas”, menyediakan bank data (database) alumni, menyediakan kolom “suara alumni” di “identitas”, dan melaksanakan pertemuan silaturahim bulanan.
Pada kesempatan itu, M.Dahlan Abubakar selaku penulis (bersama Nur Ainun Afiah) menyerahkan buku “Apa dan Siapa Kru ‘identitas’ setebal 711 halaman, yang diterbitkan bertepatan dengan setengah abad usia media kampus ini kepada Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. (MDA).