NusantaraInsight, Gowa — Pada Sabtu 9 Mei 2025, dalam rangka memeriahkan program Kabupaten Gowa menjadi orang tua asuh bagi masyarakat miskin dan duafa, Komunitas Pintu Literasi Indonesia melaksanakan program kerjanya yakni, “Berbagi Kasih dengan Duafa”.
Pembagian ini berupa paket sembako dan uang tunai di Kelurahan Malakaji (Pakere’) menyasar pada seorang disabilitas atas nama Dg Kadi.
Kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Pintu Literasi ini, rutin dilakukan sejak tahun 2020 kepada masyarakat yang tergolong miskin ekstrim yang berada di beberapa desa dan kelurahan di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan bahkan telah terlaksana juga diluar kabupaten Gowa.
Program yang diinisiasi oleh Founder Komunitas Pintu Literasi, Ramlah Rara yang juga penulis buku Literasi Demokrasi dan Jejak Waktu ini sebagai langkah untuk mencapai indeks literasi inklusi sosial, dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Adapun sumber dana dari kegiatan ini adalah berasal dari sumbangsih dari donatur tetap komunitas dan pengurus.
Kegiatan ini sebagai wujud tercapainya literasi sosial dan capaian program 100 hari kerja Bupati Gowa Hj. Sitti Husniah Talenrang, SE.MM, yakni program kerja Pendamping Orang Tua Asuh Kepada Keluarga Miskin Ekstrim (KME) yang melibatkan berbagai elemen pemerintah di Kabupaten Gowa.
Hal ini disampaikan oleh Ramlah Rara yang juga tokoh muda literasi Kabupaten Gowa kepada media, Senin (12/5/2025).
Duta Baca Sulsel ini juga menyampaikan bahwa para donatur yang sumbangsih atas program-program sosial ini adalah para pelaku UMKM di Kabupaten Gowa.
“Alhamdulillah, kegiatan ini memang sudah berlangsung beberapa tahun ini dengan melibatkan donatur tetap yakni kami mulai kepada mereka masyarakat yang memiliki kepekaan besar tentang dunia sosial yang kami jadikan sebagai donatur tetap, dimana rata-rata mereka adalah pelaku UMKM di Gowa, selain itu mimpi saya adalah menjadikan komunitas Pintu Literasi ini sebagai komunitas yang memiliki tingkat kepekaan besar kepada lingkungannya, karena tahta tertinggi sebuah literasi adalah ketika kita mampu mengaplikasikan hasil bacaan kita,” ungkapnya.
“Program ini terlaksana tentu saja tidak terlepas dari kerja sama pengurus, donatur dan masyarakat yang selalu memberikan saran dan masukan yang membangun. Semoga saja kedepannya kita mampu berkolaborasi dengan pemerintah dengan program lain yang bukan hanya tentang kemiskinan tapi berbagai hal seperti peningkatan budaya baca masyarakat,” tandasnya.